Powered by Blogger.

Catatan Astri

I read, teach, travel, cook, learn new things, and write it

  • Home
  • My Words
  • IT 'n Science
  • Q-World
  • Oase
  • Let's Go!
    • Life at Enschede
    • Mumbai Story
    • Travelling
  • Ke Dapur
  • None Of Them

CATEGORY >



Do you remember my room?
Err not so important's room to be remembered also

So, today i want to tell you about that not so important room
I prefer called as a cubicle because 5 meters square only, without windows, lamp was not working, really messy, full of papers, no air conditioner.  I bought fan few months ago, just to make sure i will not struggling to stay at my cubicle when weather forecast said  the real feel will be 39 degree.

then, once upon at the time, i feel so boring
I feel hopeless when i sit here, i always want to be away from this cubicle, back to go home early, this messy cubicle torture my mood.
i have to do something with my room. In my dream, my cubicle will be like this.

so beautiful room

but that will be too good to be true. Maybe only top management or senior professor have luxury room. As junior lecturer,  all praise to God, i got  personal space like this cubicle, All of the stuff here i got from other lecturer furniture, they move to the other room or leave it for postgraduate/doctoral degree. Comparing to this old room, the dream room will consume a lot of money, to be realized.


I had two printers, one is my personal printer, i brought from home, after that my colleague gave another printer with more ink, one book shelf (with all of small things in it), one computer table without desktop hahaha and a lot  of papers. Most of the papers are students project, exam results etc.

I decided to ask one computer desktop with larger view. I got the desktop from lab, and then it means i need another table. When i asked some help from students to lift the table, they warn me, it will not be fit in your room Ma'am, your room too small and i said, it will, and it must. They were not 100% wrong, It took one hour, only to manage two big table, one shelf, and one smaller table for the printer. I tried so many formation and failed :p

larger view for the monitor

 Also, i have to give space for students chair. Maybe they want to meet me and consult about project and so on. The most important thing, give some space to pray, coz at least i'll be here from 7.30 to 4 pm. There is small room as musholla in this building, but always busy with students from two departments.

Second hour, Lia, the cleaning service pass by and saw me confused with the tables, then she offered some help. Yup, half an hour later we decide which area that will be the right place for the tables. Is it finished? Nop..all tables are  the old one,  i have to buy cover to make it nice.

Next step, i selected all unused papers and gave two big boxes for Lia, it was up to her how to throw that out. I also put Neso poster and hang it on the wall to give some colour. At the back of the door, i nailed hanger for my jacket. For the light, i bought tube lamp and asked the Keyman help me to turn on the lamp.

for my jacket

The size of the table was not suitable  to make it like a corner, i took some part of broken computer table from the third floor, bought some shelf  support and nailed it to make longer table. I did also for two more shelf from broken computer table on the wall. I put small stuffs from book shelf and printed papers. For the book shelf, i manage the books on the proper place, As a final touch, i bought some artificial flowers, bring some souvenirs and tiny things i keep, put on shelf and voila.. i made it, my cubicle makeover.

new shelf from part of broken computer table

So far, i feel more comfortable with big screen, brighter cubicle and full of colour.
After i finished, my colleague came to my door, saw new look of my room and said...how if the boss said we have to move to next building?
and we laugh hahaha
Well it means maybe another make over. This is my cubicle appearance now.

from students chair view

from my view

from door view
Note : postingan dibuat setelah mengetik email yang panjang dalam bahasa Inggris, terus tersadar hahaha masih perlu banyak latihan, limited vocab, yah masih perlu usaha keras buat persiapan nulis disertasi ^_^V.

Share on:


Karena nonton dengan cowok terlalu mainstream. Ini review film dari penonton biasa, boleh percaya boleh tidak kok.

Hari itu saya sengaja pulang lebih awal dari kantor, yup i promised to go to the cinema with my Mom. Saya tahu, beliau sangat jenuh di rumah, dibandingkan dengan halaman rumah di Sekampung, halaman disini yang cuma 30 an m2 memang terlalu kecil. Meski saya menyiapkan pot-pot tanaman dan puluhan polybag tetap saja, semua tanaman itu akan selesai dirawat kurang dari setengah jam. Niat buat mengajak nonton ini sebenarnya sudah lama sekali, tapi saya harus memilih film yang tepat. Harus film Indonesia, yang saya juga pengen tonton dan waktunya memungkinkan. Dan akhirnya, film Haji Backpacker jadi pilihan.

Saya fikir, ceritanya mungkin adalah cerita orang yang dengan cara murah pengen naik haji, hmm tapi perkiraan awal saya tentang judul ternyata salah. Sebelum menonton, saya sudah browsing trailler film. Mencoba memastikan apakah film akan menarik atau tidak. Kesan pertama, sepertinya cukup menarik. 



Film ini mengisahkan perjalanan Mada, yang kecewa dengan takdir Tuhan, sang kekasih meninggalkannya pada saat hari pernikahan. Luka di hatinya membuatnya mengembara sampai ke Li Jiang, Tibet, Nepal dan India.

Menonton film ini, akan membuat kita dimanjakan dengan pemandangan dan tujuan wisata dari negara-negara yang disinggahi Mada dalam perjalanannya. Awal cerita dimulai dari Thailand, dan berakhir di Saudi Arabia. Latar musik yang sesuai menguatkan gambaran setiap negara dengan alunan tradisional yang unik.

Dalam dua puluh menit pertama, film ini tidak membosankan. Tapi alur maju mundur dalam ceritanya, membuat orang yang tidak terbiasa jadi mengerutkan kening. Berkali-kali, sepanjang film, ibu saya bertanya, karena alur film yang menayangkan kisah masa sekarang, masa lalu dan kerap diselingi dengan cerita dalam mimpi Mada.

Karakter dalam film juga dimainkan dengan baik, hmmm Abimana..jelas sangat kuat memerankan Mada. Laura Basuki juga menggambarkan peran gadis Tiongkok dengan dialek, pengucapan dan mimik antusiasme yang pas.

Tapi beberapa kali, saya merasa ada titik-titik cerita yang bisa dibuat lebih menarik dan greget. Ada dialog-dialog tertentu yang bisa ditunjukkan menjadi kalimat yang lebih bermakna atau malah jadi gurauan khas. Butuh lebih dari sekedar ditinggalkan seseorang, seharusnya, membuat Mada yang rajin shalat dan berdo'a menjadi orang yang sangat jauh dari Tuhan, meninggalkan orang tua, membunuh atau bahkan tidak berekspresi saat dikabarkan si Ayah meninggal.. Agak janggal rasanya, orang yang minum-minuman keras, hobby clubbing, sampai menghilangkan nyawa orang, masih berfikir daging halal atau tidak saat terdampar di Vietnam. Tapi mungkin juga keterbatasan durasi film sehingga  banyak detail yang dihilangkan hehehe

Perjalanan Mada mulai dari Thailand sampai Saudi Arabia dikisahkan dengan halus. Berkonflik dengan salah seorang preman lokal di Thailand, memaksa Mada untuk  menuruti saran kakaknya ke Vietnam. Luka di tubuhnya membawanya sampai ke Li Jiang (bagian ini ceritanya agak memaksa, tapi masih masuk akal sih) dan bertemu dengan Suchun. Sayangnya, beberapa negara lain, seperti Tibet dan Nepal ditampilkan sebagai tempat yang dilewati saja, tanpa dialog.

Adegan paling membekas dalam film ini, adalah saat Mada sampai di Saudia Arabia, dan mengunjungi salah satu kompleks pemakaman disana. Dan lagu Uje yang melatari adegan, membuat air mata tidak bisa dibendung. Menurut saya siih, karena tempat itu juga merupakan salah satu tempat yang ingin saya kunjungi saat saya masih hidup.  Tapi sungguh, cara si sutradara merekam lokasi-lokasi di film ini memang patut diacungi jempol. Dulu sebelum sampai Belanda, saat saya menonton film 99 cahaya di langit Eropa, saya jadi berdo'a, semoga suatu hari sampai ke Eropa. Dan kemasan film ini membuat saya juga ingin mengunjungi negara-negara itu..suatu  hari nanti ^_^.

Share on:
Ini postingan galau hehehe antara mau buat judul tentang sate daging sapi atau mau menguji buat sate pakai wajan happycall hehehe Apa sajalah.. Awalnya karena bosan dengan menu daging yang di rendang, semur atau sop, akhirnya waktu Ibu mengiris daging untuk dimasak semur, saya menyisihkan sedikit untuk dibuat sate. Ibu pesimis, daging sapi bisa matang, karena dimasak semur saja butuh waktu yang cukup lama. Saya bilang, dicoba saja, siapa tahu enak, saya bosan masakan daging yang itu itu saja.

Nah, resepnya pakai acara browsing, akhirnya dipilih yang pakai bumbu ketumbar.



Bahan utama
1. Daging sapi, potong dadu, susun pada tusukan sate
2. Sambal kecap, yang berisi irisan bawang merah, cabe dan sedikit garam
3. 150 ml kecap manis
4. 1 sendok makan ketumbar bubuk
5. 2 sendok makan minyak goreng
6. 1 sendok makan air asam jawa

Bumbu Halus
1. 4 butir bawang merah, rebus
2. 3 siung bawang putih, rebus
3. 5 cabai merah, rebus
4. 2 sendok makan saus tomat
5. 2 sendok teh garam
6. 1/2 sendok teh merica bubuk
7. 15 gram gula merah

Cara memasak:
1. Aduk rata daging sapi, bumbu halus, kecap manis, ketumbar bubuk, minyak goreng, dan air asam jawa. Diamkan dua jam agar bumbu meresap
2. Bakar diatas pan Happycall yang sudah dipanaskan, sambil dioles sisa bumbu sampai matang.

Saya lebih suka bumbu kecap, makanya ditemenin sama sambal kecap satenya.

note: jika khawatir daging kurang empuk, bungkus dengan daun pepaya saat daging didiamkan dua jam (katanya...)
Share on:
  • ← Previous post
  • Next Post →
  • Hi, I am Astria Hijriani. Now, i live in Enschede, Netherlands until 2018. I works as a Lecturer in Computer Science Department, Lampung University.
  • This blog capture some story from my life, my feeling, my activity and also my mind. You can contact me at astria.hijriani@gmail.com.
Founder of the website

Pageviews

Sparkline

Blog Archive

  • April 2018 ( 1 )
  • March 2018 ( 2 )
  • February 2018 ( 2 )
  • December 2017 ( 2 )
  • October 2016 ( 1 )
  • May 2016 ( 2 )
  • December 2015 ( 2 )
  • November 2015 ( 2 )
  • August 2015 ( 1 )
  • July 2015 ( 1 )
  • April 2015 ( 3 )
  • March 2015 ( 3 )
  • February 2015 ( 1 )
  • November 2014 ( 1 )
  • October 2014 ( 3 )
  • September 2014 ( 1 )
  • June 2014 ( 1 )
  • May 2014 ( 1 )
  • April 2014 ( 4 )
  • March 2014 ( 2 )
  • February 2014 ( 6 )
  • January 2014 ( 9 )
  • December 2013 ( 5 )
  • October 2013 ( 1 )
  • September 2013 ( 1 )
  • August 2013 ( 1 )
  • June 2013 ( 3 )
  • May 2013 ( 7 )
  • March 2013 ( 2 )
  • December 2012 ( 1 )
  • November 2012 ( 5 )
  • October 2012 ( 6 )
  • September 2012 ( 6 )
  • August 2012 ( 5 )
  • July 2012 ( 9 )
  • June 2012 ( 4 )
  • May 2012 ( 10 )
  • April 2012 ( 1 )
  • March 2012 ( 12 )
  • December 2011 ( 7 )
  • November 2011 ( 5 )
  • October 2011 ( 1 )
  • July 2010 ( 1 )
  • November 2009 ( 1 )
  • October 2009 ( 1 )
  • July 2008 ( 2 )
  • June 2008 ( 1 )
  • March 2008 ( 1 )
  • August 2007 ( 2 )
  • July 2007 ( 20 )

Popular Posts

  • Cara Membungkus Kado Bentuk Kemeja
    Ini postingan ringan, barangkali ada yang ingin berkreasi dalam membungkus kado atau bingkisan tertentu. Bentuk kemeja ini lumayan unik dan ...
  • Naik Apa ke Lampung dari Surabaya ?
    Selama jadi anak kost di Surabaya, sering sekali teman-teman bertanya, kalau pulang naik apa ke Lampung? Jawabannya biasanya gini, ya kalau ...
  • Berani Bongkar, Beruntung Bisa Pasang ~ Membersihkan Fan Acer 4732Z
    Liburan lalu, beberapa kali, laptop ini mati tiba-tiba, biasanya pada saat memainkan game yang membutuhkan grafis tinggi. Sempat sangat khaw...
  • Beasiswa Short Course StuNed
    Setiap bertemu dengan orang Indonesia di Enschede biasanya ditanya, -master atau PhD ? terus dijawab, ndak, saya shortcourse saja 3 bula...
  • Yang Mana Yang Berkualitas?
    Saya masih ingat sekali, pelajaran dasar yang diberikan Gem Cheong di kelas Total Quality Management. Gem menampilkan dua gambar berikut di ...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu dengan Fasilitas Askes ( I )
    Setahun lalu, melihat hasil foto rontgen panoramik gigi, dokter gigi di Surabaya sudah mengingatkan sejak awal, Mbak..sebaiknya geraham bung...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu (III)
    Sudah diniatkan ditulis sejak lama, tapi semuanya berubah ketika negara api menyerang :) eh eh nggak ding, karena mengkambinghitamkan 'm...
  • Beasiswa Pelatihan ITEC/SCAAP ke India
    Kenapa India? Mau Berangkat lagi? S3 ya, berapa tahun? Ngapain ke India? Mau ketemu Shahrukh Khan? Salam ya buat Shaheer Sheikh India...
  • Edisi Jajan dan Cari Oleh-Oleh di Palembang
    Jum'at sampai Ahad, 29 Nov-1 Des kemarin menyempatkan jalan-jalan ke Palembang. Menu utamanya wisudanya Destroyer eh Destri ding, tapi t...
  • Membayar Pajak Kendaraan di Samsat Corner Mall Kartini Lampung
    Bertahun-tahun punya motor, saya jarang menitipkan urusan bayar kendaraan ke biro jasa, kecuali pas waktu sibuk sekali. Biasanya saya bayar ...

My Tweet

Tweets by @astriahijriani

Do Not think too much, say thanks to Allah for another wonderful day

Even your worst day, that's still 24 hours only


Created By SoraTemplates | By Gooyaabi Templates - copyright 2017 - edited by @hijriani