Powered by Blogger.

Catatan Astri

I read, teach, travel, cook, learn new things, and write it

  • Home
  • My Words
  • IT 'n Science
  • Q-World
  • Oase
  • Let's Go!
    • Life at Enschede
    • Mumbai Story
    • Travelling
  • Ke Dapur
  • None Of Them

CATEGORY >


Ini salah satu mimpi waktu masih kecil, melihat Jakarta dari puncak Monas ^_^.  Dulu, pernah berkunjung ke tempat ini, waktu masih SD rasanya, apa belum sekolah ya waktu itu, lupa bener, tapi karena antrian yang sangat panjang, jadi tidak sampai puncak Monas waktu itu.

setelah itu sering sekali lewat Jakarta, dan berkali-kali masuk Gambir, tapi tidak pernah berkesempatan mampir ke tempat yang jadi icon Jakarta ini. Kali ini ide berkunjung ke Monas ini muncul di kepala saat sadar, saya sampai Jakarta jam 6 pagi, dan baru bisa masuk penginapan siangnya, jadi ada sekitar 6 jam yang harus saya habiskan sebelum check in. Tas saya titipkan ke tempat penitipan barang di Stasiun Gambir, tarifnya Rp.1000 per barang/jam. Saya sempat bertanya ke petugas Loker penitipan barang arah pintu gerbang ke Monas. Ternyata, pas di sebelah kantor polisi di pintu masuk stasiun Gambir.

Di dekat Gerbang Kawasan Monas, ada peta yang menunjukkan lokasi kita berada, sekaligus arah ke bangunan monumen. Dari Gerbang Monas, karena masuk dari stasiun Gambir, harus berjalan agak jauh ke bangunan Monas. Ada kereta kelinci yang mengangkut penumpang, tapi kereta kelinci itu tersedia di Gerbang yang dekat Istana Negara. Agak jauh jalannya kalau dari Gerbang dekat Gambir, karena pintu masuk Monas yang berada di bawah tanah ternyata ada di sisi satunya kawasan Monas. Kalau anda masuk dari Gerbang Monas yang dekat Masjid Istiqlal, nah itu malah lebih dekat.

Pintu masuk, ditandai dengan Patung Diponegoro, disekitarnya juga banyak pedagang dan juru foto. Turun ke lantai bawah, kemudian melalui lorong seperti ini


Di ujung lorongnya, nanti akan ada loket untuk tiket masuk Monas, Anak-anak, pelajar & mahasiswa Rp.2000, dan Dewasa Rp. 5000.


Setelah mendapat tiket, Anda bisa naik lagi ke lantai atasnya, dan masuk pelataran taman dan dilanjutkan ke museum sejarah nasional. Ada diorama yang menarik di dinding museum. Karena cuma bawa kamera handphone, maaf tidak bisa mendokumentasikan bentuk diorama atau suasana museum.

sumber : wikipedia
Dari Museum ada petunjuk dan tangga yang memberi arah ke cawan Monas dan puncak. Untuk naik ke puncak kita bisa membayar tiket Rp.10.000 untuk dewasa, eh tapi lupa kemaren harga satunya untuk anak2/pelajar/mhs berapa. Di Bagian dalam cawan ada Ruang Kemerdekaan yang berbentuk amphitheatre
sumber : Wikipedia

Untuk ke bagian puncak monas, ada lift yang tersedia, kapasitasnya 11 orang. Ini yang menyebabkan antrian mengular kalau datang ke Monas pada saat hari libur atau musim liburan. Karena saya datang saat hari kerja, dan pagi hari juga, jadi tidak perlu mengantri, dan suasana puncaknya tidak ramai ^_^.
nah, ini beberapa foto  kota Jakarta dari Puncak Monas yang bisa direkam kamera HP saya :









Oh ya, sekedar catatan, kalau mau jalan-jalan ke Monas, pertama, pakai alas kaki yang nyaman, karena acara jalan kakinya lumayan  (keesokan harinya saya harus memakai 3 plester sebagai akibat jalan-jalan kali ini), kedua, bawa air minum yang cukup, di kantin Monas harganya lebih mahal soalnya hehehe. 
Share on:

Di Surabaya, hidup dimulai lebih pagi. Adzan shubuh jam 4 kurang, sehingga bangun jam 5 itu sudah termasuk kesiangan,  jam 6 apalagi, matahari sudah terang benderang. Ditambah, beberapa bulan ini, matahari sepertinya sedang sangat sayang dengan tanah ini, panasnya menyelimuti dengan sempurna.

Karena daerah kost dekat kampus ITS, perumahan disini cukup padat. Sedikit sekali ruang yang disediakan untuk menjadi halaman rumah atau ruang kosong, semua dimaksimalkan menjadi rumah tinggal. Rumah-rumah yang berdekatan, tentu menjadi sensasi tersendiri. Saya sering kaget, jika tengah malam, ada teriakan tukang sate lewat. Kamar kost saya terletak paling depan, di lantai 2, jadi suara dari luar bahkan jauh lebih terdengar daripada suara dari lantai 1. Tidak jarang obrolan tetangga didepan terdengar sangat jelas sekali. Tukang sayur setiap jam sepuluh dan tukang-tukang lain yang berkeliling silih berganti.

Ah ya, saya akan bercerita tentang seorang anak kecil, tetangga dekat kost, sebut saja namanya Akna. Usianya, mungkin sekarang sekitar usia anak SD kelas I atau II, waktu pertama kenal dulu dia masih TK. Si Akna ini selalu membuat heboh, setiap pagi, siang dan sore. Terutama jika pagi hari, kehebohan ini biasanya lebih dari siang dan sore. Mungkin karena saat itu peak time hehehe, ada yang akan pergi kerja, sekolah dan lain-lain, silang kepentingan dan keinginan terjadi dimana-mana. Secara umum, Akna sebenarnya ramah, dia juga tidak takut berkenalan dengan orang baru. Tapi rasanya semua yang kenal Akna sepertinya bisa sepakat, Akna sangat aktif. Ada saja ulahnya. Kadang-kadang ulahnya tidak mengundang senyum, tapi juga sangat mengundang keinginan lain, pengen jitak! :p

Tidak jarang ulah Akna membuat orang-orang disekitarnya kehilangan kesabaran. Dan, keluarlah kalimat -kalimat keras dan tidak jarang makian. Yang sangat saya kaget adalah, Akna dengan sangat baik, bisa mengulang kalimat keras dan makian itu. Saya tidak bisa mengulang semua kalimatnya apa saja, tapi buat yang tinggal di Surabaya atau kenal orang Surabaya, mungkin tahu kalau kosakata makian disini cukup banyak :(. Anak memang penyerap lingkungan yang sempurna.

Mungkin kita sering bertemu dengan hal-hal seperti ini, cukup dipahami, tingkah si anak, bisa saja membuat emosi naik ke ubun-ubun, Ibu (atau keluarga yang dekat lainnya) kadang menumpahkan emosi dengan kata-kata. Yang membuat tercenung, kadang makiannya terkait dengan masa depan. Misalnya mengatakan "Woo goblok kon" atau " dasar bocah nakal, suk dadi penjahat wae "
Glegh..
Lha, apa yang terjadi kalau anak-anak itu benar-benar jadi bodoh sampai tua atau benar-benar jadi penjahat di kemudian hari? T_T

Saya teringat sebuah kisah dari sebuah kajian..
Seorang bocah mungil sedang asyik bermain-main tanah. Sementara sang ibu sedang menyiapkan jamuan makan yang diadakan sang ayah. Belum lagi datang para tamu menyantap makanan, tiba-tiba kedua tangan bocah yang mungil itu menggenggam debu. Ia masuk ke dalam rumah dan menaburkan debu itu diatas makanan yang tersaji.
Tatkala sang ibu masuk dan melihatnya, sontak beliau marah dan berkata,
“idzhab ja’alakallahu imaaman lilharamain,” Pergi kamu…!! Biar kamu jadi imam di Haramain…!!”
Tahukah Anda siapa anak yang dimaki oleh ibunya dengan do'a agar menjadi imam di Masjidil Haram? beliau adalah Syeikh Abdurrahman as-Sudais, Imam Masjidil Haram yang nada tartilnya menjadi favorit kebanyakan kaum muslimin di seluruh dunia. Subhanallah.. 

Semoga kelak, kita bisa lebih berhati-hati dengan lisan 

Keputih, 18 November 2012


photo source : http://sweetvioletta.blogspot.com/2012_07_01_archive.html
Share on:
Waktu ngasih info sm mbak Mila, ada seminar di Madura sebenarnya iseng saja. Eh, ternyata kejadian beneran, tanggal 13 November jam 00.30, dia sampai di depan kost an. Baru bisa tidur sekitar jam 01.30, padahal jam 5 pagi, kami mesti siap-siap berangkat ke Madura :p, Alhamdulillah perjalanan aman dan menyenangkan :D

Oh ya, kemarin Seminarnya itu Senastik, Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komputasi, diadakan di salah satu PTN di Pulau Madura, Universitas Trunojoyo Madura. Kalau di kalangan akademis bidang IT, UTM ini terkenal karena punya satu jurnal yang terakreditasi nasional, jurnal Kursor.

Err..berangkatnya modal peta dan niat, karena sebenarnya belum pernah naik motor di daerah Madura. Kalau hanya nyeberang di jembatan Suramadu sih pernah, tapi kemudian balik lagi hehe jadi, pagi-pagi saya sudah mencetak peta yang diberikan panitia. Dan saya jepit di bagian depan motor, sebagai penunjuk jalan, GPS tradisional :p


Perjalanan cukup lancar, jalur berangkat kami melalui jembatan Suramadu. Modal bensin Rp.10.000 dan bea masuk tol Suramadu Rp.6.000. Saya tidak melirik speedometer dari daerah kost saya Keputih. Saya mulai meliriknya ketika turun Suramadu, di Madura. Total perjalanan mulai Suramadu sampai dengan UTM + 25 km. Karena posisi masih mengantuk :p, kecepatan motor biasa saja, perjalanan Keputih-UTM ditempuh 1.5 jam, santai kan? Seperti motoran Bandar Lampung - Metro.

Disepanjang jalan, mulai dari Suramadu sampai dengan Kota Bangkalan, banyak wisata kuliner dan tempat belanja oleh-oleh, mulai dari bebek sinjai, batik sampai hasil kerajinan tangan.

Sesampainya di UTM, kami mengurus registrasi dll. Lumayan banyak isi paket yang diperoleh, kami dapat tas, proceeding, contoh jurnal kursor 2, sertifikat pemakalah, pin dengan nama, dan kaos. Ini beberapa foto dari acara tersebut.
All keynote speaker

Pak Romi Satria Wahono memotivasi peserta untuk riset

slidenya mbak Mila

Ini dia salah satu pemakalahnya,, sedang ngantuk dia hehe
Acara selesai jam 15.15. Untuk jalur pulang, kami mengambil jalur lainnya, naik Ferry dari Pelabuhan Kamal, Madura ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Kenapa gak pakai jalan yang sama dengan jalan berangkat? Pertama, karena UTM ke Kamal lebih dekat, hanya 5km. Kedua, kalau lewat Suramadu berarti kami harus naik motor 25 km lagi ke Suramadu. Yang ketiga, dan paling penting, pengen nyoba ferry dr Kamal ke Perak. hehehe.

Gerbang Pelabuhan Kamal
Jangan bayangkan ferry nya seperti kapal Merak-Bakauheni ya. Ferrynya lebih kecil. Bagian bawah diisi motor dan mobil. Kalau males naik ke tempat penumpang di atas, pengendara juga bisa duduk diatas kendaraan yang di parkir. Oh ya, ongkos menyeberang Kamal-Perak kemarin, 1 motor dan 2 orang Rp.9500. Kalau pemandangan, lebih menarik naik ferry :D.

Ini dari dek atas tempat penumpang

Ada yang ngelamun, ngelamunin siapa ya 

Lihat Suramadu di kejauhan

Monumen Jalesveva Jayamahe
Monumen ini lihat aslinya lebih keren :)

Hampir sampai di Pelabuhan Perak

Suramadu view dari Pelabuhan Perak

Dah mau turun, masih sempat minta foto :p
 Perjalanan Kamal-Perak gak lama, cuma 20 menitan sepertinya. Yang buat lama itu, menunggu penumpang dan setelah sampai Perak, karena perjalanan macet cet. Perak-Keputih...hmm benar-benar menguji kesabaran, dan gak kenal jalan alternatifnya. Jam 17.30 sampai lagi di Keputih, Alhamdulillah, #TukangPijatManaTukangPijat.
Share on:
Meski belum semerekah contohnya tapi better than first trial :D

Jum'at lalu, sempat jalan-jalan ke East Coast, karena suntuk ngitung ontology dan similarity gak ketemu-ketemu, mampir ke ACE Homecentre, nah ternyata terpikat sama salah satu mixer yang lumayan terjangkau uang didompet. Jadi beli lah si mixer. Memang sudah lama kepengen beli sih, soalnya agak gak bersahabat dengan kocokan tradisional, siapa tahu bisa membantu proses belajar bikin kue hehehe

Pas sampai rumah, kakak sms minta dicariin resep bolu kukus di internet. Kebetulan, sekalian tes alat baru hehehe. Sayangnya lupa bookmark asal resepnya, maaf ya.... Pas agak senggang, nyobain resepnya, Alhamdulillah.. jadi bolu kukusnya, merekah dengan cantik :D. 

Beberapa bulan lalu, sebenarnya sudah pernah nyoba, tapi ternyata, masih jauh dari bisa disebut kue hehehe mulai dari adonan yang kurang kental sampai salah cara mengukusnya.

Bahan :
2 btr telur  + 1 kuning telur
250 gr gula kastor ( atau gula biasa yang diblender )

ovalet 20 gr
200 cc softdrink, bisa fanta atau sprite
250 gr tepung terigu Kunci Biru atau tepung rendah protein lainnya, ayak
1 sdt baking powder
1 bungkus vanili

Cara Membuatnya :
1. Siapkan cetakan dan alasi dengan paper cup
2. Kocok gula dan telur 15 menit
3. Masukkan ovalet, kocok lagi 10 menit
4. Panaskan tempat mengukus dengan api sedang
5. Masukan soft drink, kocok sebentar saja, sampai tercampur
6. Masukan tepung terigu, baking powder dan vanilli
7. Tuang ke cetakan, silahkan tambahkan adonan yang sudah diberi warna untuk mempercantik
8. Kukus 15 menit. Alasi tutup kukusan dengan kain bersih, supaya uap air tidak jatuh ke adonan yang dikukus

Beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Adonan telur dan gula dikocok sampai benar-benar kental, kalau diangkat, lambat jatuhnya
2. Kukus dengan api besar, bolu kukus membutuhkan panas yang cukup
3. Jangan susun adonan terlalu rapat, beri jarak yang cukup
4. Pakai telur yang masih baru, kalau tidak terlalu suka dengan bau telur, tambahkan essence, misalnya pandan atau coklat
5. Sambil senyum bikinnya :) ya
6. Sepuluh menit pertama, jangan buka kukusan dulu ya (sering penasaran soalnya hehehe merekah atau tidak ya), lebih baik kalau kukusannya bertutup transparan.

Nah, ada juga literatur lain untuk bahannya, kalau cara umumnya mirip2 gitu, ini saya ambil dari blog ini

BOLU KUKUS PECAH MEREKAH
By Lisa basuki
Bahan :

2 btr telur ( 100 gr ) 
250 gr gula kastor ( atau gula biasa yang diblender )
1 sdt ( 8 gr ) emulsifier / SP
250 gr tepung terigu Kunci Biru atau tepung rendah protein lainnya
50 gr maizena ( boleh diabaikan, tapi tambahkan tepungnya sejumlah 50 gr )200 cc air biasa / air kelapa / susu / santan
1 sdt Essence Vanilla
2 sdm Pasta Coklat

Cara Membuatnya :
- Siapkan cetakan dan alasi dengan paper cup.
- Panaskan kukusan
- Kocok telur, gula kastor dan emulsifier sampai kental, kalau sudah terasa berat, masukan sebagian cairan sedikit demi sedikit
- Masukkan tepung terigu dan sisa cairan berselang seling, mixer terus sampai rata
- Ambil 1/3 bagian adonan dan beri pasta coklat, aduk rata, sisihkan
- Sisa adonan putih diberi essence vanilla, sisihkan.
- Isi cetakan dengan adonan putih 1/2 bagiannya, penuhi sisanya berselang seling dengan adonan coklat dan putih menggunakan piping bag, sampai 7/8 tinggi paper cup
- Kukus dalam kukusan dengan panas tinggi selama 15 menit untuk cetakan kecil, dan 20-25 menit untuk cetakan besar.



BOLU KUKUS RESEP JADUL ( tanpa emulsifier )
by Lisa BasukiBahan :
300 gr gula kastor
5 btr telur
300 gr terigu
1/2 cangkir ( 125 cc ) air soda/ sprite ( jaman dulunya OSO )
1 sdm coklat bubuk, cairkan dengan 2-3 sdm air hangat
essence rasa apa saja

Cara Membuatnya :
Sama dengan diatas

Jangan kaget klo BolKusnya pecah merekah sampai bisa lebih dari 4 bagian, apalagi klo mulut cupnya kurang dari 5 cm, rekahannya bisa melengkung kebawah….
Share on:

Ini resep yang berawal dari nonton TV sekilas, udah lupa acaranya apa. Ceritanya menu ini adalah menu di salah satu cafe yang memodifikasi spaghetti dengan cita rasa Indonesia. Rasanya cukup lumayan, tapi buat yang gak suka pedas, hati-hati ya, menu ini super pedas :D

Bahan :
Spaghetti, rebus dan tiriskan
Bawang bombay
Cumi-cumi atau udang, iris (pas buat dua2nya gak ada :p)
Tomat, iris kulitnya, buang isinya
Garam
Merica, plus sedikit bubuk pala
Oregano

Bahan sambal hijau dihaluskan :
Cabe hijau, secukupnya
Bawang merah
Bawang putih
Cabe rawit

Cara membuatnya :
1. Tumis bawang bombay dan cumi sampai matang
2. Masukkan sambal hijau yang sudah dihaluskan, tumis sampai matang, tambahkan air sedikit
3. Masukan tomat, garam, merica, oregano
4. Masukan spaghetti, aduk rata
5. Hidangkan

Share on:
  • ← Previous post
  • Next Post →
  • Hi, I am Astria Hijriani. Now, i live in Enschede, Netherlands until 2018. I works as a Lecturer in Computer Science Department, Lampung University.
  • This blog capture some story from my life, my feeling, my activity and also my mind. You can contact me at astria.hijriani@gmail.com.
Founder of the website

Pageviews

Sparkline

Blog Archive

  • April 2018 ( 1 )
  • March 2018 ( 2 )
  • February 2018 ( 2 )
  • December 2017 ( 2 )
  • October 2016 ( 1 )
  • May 2016 ( 2 )
  • December 2015 ( 2 )
  • November 2015 ( 2 )
  • August 2015 ( 1 )
  • July 2015 ( 1 )
  • April 2015 ( 3 )
  • March 2015 ( 3 )
  • February 2015 ( 1 )
  • November 2014 ( 1 )
  • October 2014 ( 3 )
  • September 2014 ( 1 )
  • June 2014 ( 1 )
  • May 2014 ( 1 )
  • April 2014 ( 4 )
  • March 2014 ( 2 )
  • February 2014 ( 6 )
  • January 2014 ( 9 )
  • December 2013 ( 5 )
  • October 2013 ( 1 )
  • September 2013 ( 1 )
  • August 2013 ( 1 )
  • June 2013 ( 3 )
  • May 2013 ( 7 )
  • March 2013 ( 2 )
  • December 2012 ( 1 )
  • November 2012 ( 5 )
  • October 2012 ( 6 )
  • September 2012 ( 6 )
  • August 2012 ( 5 )
  • July 2012 ( 9 )
  • June 2012 ( 4 )
  • May 2012 ( 10 )
  • April 2012 ( 1 )
  • March 2012 ( 12 )
  • December 2011 ( 7 )
  • November 2011 ( 5 )
  • October 2011 ( 1 )
  • July 2010 ( 1 )
  • November 2009 ( 1 )
  • October 2009 ( 1 )
  • July 2008 ( 2 )
  • June 2008 ( 1 )
  • March 2008 ( 1 )
  • August 2007 ( 2 )
  • July 2007 ( 20 )

Popular Posts

  • Cara Membungkus Kado Bentuk Kemeja
    Ini postingan ringan, barangkali ada yang ingin berkreasi dalam membungkus kado atau bingkisan tertentu. Bentuk kemeja ini lumayan unik dan ...
  • Naik Apa ke Lampung dari Surabaya ?
    Selama jadi anak kost di Surabaya, sering sekali teman-teman bertanya, kalau pulang naik apa ke Lampung? Jawabannya biasanya gini, ya kalau ...
  • Berani Bongkar, Beruntung Bisa Pasang ~ Membersihkan Fan Acer 4732Z
    Liburan lalu, beberapa kali, laptop ini mati tiba-tiba, biasanya pada saat memainkan game yang membutuhkan grafis tinggi. Sempat sangat khaw...
  • Beasiswa Short Course StuNed
    Setiap bertemu dengan orang Indonesia di Enschede biasanya ditanya, -master atau PhD ? terus dijawab, ndak, saya shortcourse saja 3 bula...
  • Yang Mana Yang Berkualitas?
    Saya masih ingat sekali, pelajaran dasar yang diberikan Gem Cheong di kelas Total Quality Management. Gem menampilkan dua gambar berikut di ...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu dengan Fasilitas Askes ( I )
    Setahun lalu, melihat hasil foto rontgen panoramik gigi, dokter gigi di Surabaya sudah mengingatkan sejak awal, Mbak..sebaiknya geraham bung...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu (III)
    Sudah diniatkan ditulis sejak lama, tapi semuanya berubah ketika negara api menyerang :) eh eh nggak ding, karena mengkambinghitamkan 'm...
  • Beasiswa Pelatihan ITEC/SCAAP ke India
    Kenapa India? Mau Berangkat lagi? S3 ya, berapa tahun? Ngapain ke India? Mau ketemu Shahrukh Khan? Salam ya buat Shaheer Sheikh India...
  • Edisi Jajan dan Cari Oleh-Oleh di Palembang
    Jum'at sampai Ahad, 29 Nov-1 Des kemarin menyempatkan jalan-jalan ke Palembang. Menu utamanya wisudanya Destroyer eh Destri ding, tapi t...
  • Membayar Pajak Kendaraan di Samsat Corner Mall Kartini Lampung
    Bertahun-tahun punya motor, saya jarang menitipkan urusan bayar kendaraan ke biro jasa, kecuali pas waktu sibuk sekali. Biasanya saya bayar ...

My Tweet

Tweets by @astriahijriani

Do Not think too much, say thanks to Allah for another wonderful day

Even your worst day, that's still 24 hours only


Created By SoraTemplates | By Gooyaabi Templates - copyright 2017 - edited by @hijriani