Powered by Blogger.

Catatan Astri

I read, teach, travel, cook, learn new things, and write it

  • Home
  • My Words
  • IT 'n Science
  • Q-World
  • Oase
  • Let's Go!
    • Life at Enschede
    • Mumbai Story
    • Travelling
  • Ke Dapur
  • None Of Them

CATEGORY >

Some people said, whenever you feel sad or get stressed, try to eat or drink chocolates.

Hmmm the problem is i don't like chocolate.
hehehe it's not about my weight but for my tongue, chocolate is bitter.

But suddenly this month i started to love chocolate. I made chocolate praline for Lebaran.

Last two years, i have always bought it for my mother, but this year, i wanna try something different, made it by myself. You can find many recipes for praline in the internet. We only need chocolates compound, something to fill in and your creation.

Its the first can that will be empty for sure. Have fun ^_^.
First trial, lack in size and decoration

my little asisstant ^_^

Second trial

I like the result

Third trial

More colour, coz its the rest of chocolates
From now on, i will give suggestion, whenever you feel sad or get stressed, try to make something, like chocolate praline, it works for me ^_^.


Share on:
Untuk orang yang tinggal di daerah perkotaan atau daerah penyangganya, ATM adalah sesuatu yang biasa. Teknologi ini dapat ditemui dimana-mana. Tapi di tempat saya lahir dan dibesarkan, ATM adalah 'sesuatu' yang baru.

Kecamatan Sekampung, masuk dalam wilayah Lampung Timur. Desa Sukoharjo, tempat saya tinggal, terletak 2 kilometer dari kota kecamatannya. Sebagai wilayah yang hanya berjarak 20 kilometer dari Kotamadya Metro, sebenarnya wilayah ini tidak 'ndeso' sekali hehehe setidaknya perjalanan ke Swalayan/Pertokoan di Kota Kabupaten terdekat hanya 30-45 menit. Ada juga bioskop di Metro hmmm jangan bayangkan fasilitas sekelas jaringan cineplex 21 ya.

Sebagaimana wilayah di luar Jawa lainnya, pembangunan infrastruktur wilayahnya tidak merata. Di Kecamatan kami, saat ini kelas "XXXX"mart adalah toko terlengkap. Mencari sayuran seperti brokoli pun agak sedikit sulit di pasar tradisional, jangan coba-coba mencari paprika atau coklat compound. Bahkan membeli simcard f*exi, yang saat ini saya pakai untuk posting pun hanya ada di Metro, karena disini peminatnya sedikit, tidak ada yang jual. Jaringan listrik PLN masuk ke desa kami ketika saya di SMA. Kabel telpon mulai terpasang ketika saya kuliah. Sebelum kabel telpon merata dan munculnya pemancar telpon seluler, ada dua Wartel di Kecamatan yang selalu ramai orang yang menelpon. Awal-awal ada ponsel,  bahkan harus naik pohon baru ada sinyal, untuk sekedar menerima atau mengirim sms. Nah mudik tahun ini, saya melihat ada teknologi baru di Kecamatan kami, Automatic Teller Machine. Oh ya, hanya ada satu Bank di Sekampung, BRI.

Peraturan baru yang menyatakan untuk pengambilan uang dibawah dua juta diminta menggunakan ATM, hal ini menyebabkan ATM jadi laris manis. Saya, kebetulan bukan nasabah bank BRI, tapi karena sehari sebelumnya saat ke Metro, ternyata transfer yang saya lakukan untuk SPP belum cukup, dan tidak menemukan ATM yang berfungsi baik di jalan pulang ke rumah, maka saya memutuskan menggunakan jaringan ATM bersama dengan ATM BRI. Saat menunggu di antrian, saya baru menyadari sesuatu yang menarik.

Pengguna ATM pertama, dua orang ABG, usia kira-kira SMA, salah seorang masuk ATM, satu lagi menunggu di luar. Saat ABG yang satu keluar dari ATM dan mengajak pulang, yang  menunggu langsung bilang , " Hah? sudah selesai? Gak pake antri-antri lagi ?". Gembiranya terlihat jelas, karena antrian di Teller di satu-satunya Bank di Sekampung ini lumayan membuat orang ingin ke tukang pijat.

Pengguna ATM kedua, Bapak usia 40-an, mengotak-atik cukup lama, tapi kemudian menyerah, memanggil seorang satpam yang membantu mengatur parkir, rupanya ia kesulitan mencari menu yang dibutuhkan untuk mengambil uang.

Pengguna ATM ke-tiga, dua anak laki-laki, usia SMA, menggunakan ATM untuk pertama kalinya, alias harus mengganti PIN, juga dibantu si satpam. Saat dua anak itu keluar, Pak Satpam mengatakan, jangan sampai lupa no PIN-nya ya.. ^_^

Pengguna ATM ke-empat, seorang Bapak, usia 45-an, mungkin. Saat akan masuk si satpam bertanya, sudah ingat nomer PIN-nya Pak? Ah, rupanya sejak tadi si Bapak sedang panik, karena lupa nomor PIN dari atmnya.

Antrian selanjutnya, Ibu-ibu, si ibu memesan sejak awal ke Pak Satpam, nanti saya minta tolong dibantu ya Pak..

Pengguna ATM selanjutnya, yang terakhir didepan saya, tadinya cukup percaya diri masuk ke ruang ATM, tapi setelah tiga menit, dia menyerah, dan meminta bantuan Pak Satpam juga.

Ketika akan masuk ATM, saya menoleh ke belakang, ternyata antrian di belakang saya sudah mengular. sekitar 10-15 orang, hehehe wah, sepertinya tugas Pak Satpam agak ekstra, padahal hari itu hari Sabtu, Bank libur. Keluar dari ATM, saya jadi ingat, kondisinya mirip dengan waktu awal-awal ada Wartel, petugas Wartel juga harus sabar sekali karena merangkap operator telpon, orang yang datang membawa kertas bertuliskan nomor telpon dan mengatakan, "Mas, minta tolong pencetin nomor ini ya...".

Nasabah bank adalah orang-orang yang sangat beragam tingkat pendidikan dan latar belakang sosial, sebagian besar adalah orang yang hidupnya sederhana. Orang-orang sederhana yang mungkin baru pertama kali masuk ruangan ber-AC, biasanya hanya memegang cangkul, sibuk di sawah, kebon atau berjualan di pasar. Banyak diantaranya mungkin punya telpon tapi tidak tahu caranya sms dan hanya tahu menerima telpon. Dua anak laki-laki yang saya ceritakan diatas sempat berkomentar dinginnya ruang ATM, dan salah satunya penasaran kenapa kaca ruang ATM berembun banyak di bagian bawah. Belum lagi pilihan English-Indonesia yang kadang-kadang membingungkan orang yang salah menekan pilihan. Teknologi, memang benar, membuat banyak hal lebih mudah, tidak perlu mengantri dan lain-lain. Tapi kesiapan manusia menggunakan teknologi adalah hal yang berbeda, meski kesadaran mereka menyimpan uang di Bank cukup pantas diacungi jempol. Ibu saya, sampai saat ini, belum berani membuat kartu ATM, dengan alasan, takut bingung kalau pas mau mencet-mencet.

Setidaknya untuk saat ini, setiap ke ATM, banyak diantara mereka pasti menuliskan nomor PIN kartu ATM, agar tidak lupa. Disini, PIN, Personal Identification Number, bukan rahasia lagi, karena minimal si Pak Satpam, pasti tahu berapa nomor PIN orang tersebut.
Share on:
Mudik tahun ini agak spesial, karena masih sempat sadar selama perjalanan hehehe. Biasanya lebih banyak tidur sepanjang jalan karena pengaruh obat anti mabuk. Selain itu, ini kedua kalinya mengambil jalur  bis langsung Surabaya-Bandar Lampung. Terakhir kali memakai bis terusan waktu pertama ke Surabaya, pertengahan 2010 lalu.

Dari Surabaya, berangkat jam 12.30 siang, hari Kamis, 2 Agustus. Sampai di Solo,  masih sempat buka puasa dan shalat maghrib plus isya' di Pool Rosalia Indah Palur. Kemudian berangkat menuju Lampung jam 9 malam, dengan 6 orang penumpang yang mengisi bis berkapasitas 32 orang.. Benar-benar serasa dianterin taxi gede ^_^.

Kena macet di Jakarta, membuat bis  kami baru masuk kapal  hari Jum'at tengah hari. Karena peraturan setiap penumpang wajib turun di atas kapal, maka dengan terpaksa saya mengikuti penumpang lainnya naik ke dek atas. Biasanya kalau naik kapal saya mencari ruang lesehan ber-AC supaya bisa meluruskan kaki setelah puluhan jam perjalanan bis.

Sampai di dek atas, saya baru sadar, kapal ini lain dari yang lain. Biasanya ruang lesehan adalah ruangan kosong ber-AC beralas karpet yang besar atau panjang, bisa menampung 20-50 orang. Namun di kapal ini ruangan lesehannya dibuat seperti ruang-ruang berkaca lengkap dengan bantal, almari, rak, TV, tempat sepatu dan beralas karpet.

Selalu, setiap naik kapal, saya menyempatkan menitipkan hape ke petugas di kantin kapal untuk di-charge karena daya baterenya sudah sekarat, biayanya Rp. 5000,-. Di kapal ini ada staf-staf  kapal yang hilir mudik, berseragam, mengarahkan penumpang dan tersenyum menjawab ramah ketika ditanya. Saya memilih satu ruang lesehan kosong, ukurannya sekitar 5 x 6 meter2 disekat dengan rak pendek.



Ruang dilengkapi TV dan rak sebagai penyekat

Lorong diantara ruang-ruang lesehan

Rak yang berfungsi sebagai penyekat salah satu ruang lesehan

Setiap ruang disediakan rak sepatu dan sandal
Tarif per-orang di ruang lesehan Rp. 8.000,-. Di tiket  ruang lesehan tertulis nama kapalnya adalah KMP Raja Rakata. Karena masih sandar di Pelabuhan Merak, saya menyempatkan membuka laptop dan mencari tahu tentang Kapal Motor Penumpang ini. Ternyata kapal ini kapal baru, resmi beroperasi di jalur Merak-Bakauheni sejak empat hari sebelumnya.

Untuk ukuran, kapal KMP Raja Rakata mencapai 5.603 Gous Ton (GT) dengan ukuran panjang badan kapal 170 meter dengan lebar badan kapal 20.70 meter, dengan kecepatan waktu jarak tempuh satu jam dari pelabuhan Bakauheni menuju Merak Banten. Kapasitas muatan kapal sebanyak 250 kendaraan campuran itu terdiri dari 150 kendaraan roda empat dan 100 unit truk dan mampu mengangkut penumpang 585 orang (yang ini informasi hasil browsing).

Toilet masih terlihat bersih dan ruang shalat cukup luas. Tempat wudhu di sebelah ruang shalat masih bersih dan dilengkapi dengan sandal dan alas kayu sebelum masuk ruang shalat. Konsepnya seperti akan memasuki ruangan di Jepang. Di ruang lesehan juga disediakan rak sepatu dan sandal dari kayu. Satu hal yang masih kurang adalah petunjuk di toilet, seperti petunjuk penggunaan dan lain-lain, semuanya masih berbahasa Jepang. Untuk penumpang umum, hal ini mungkin akan menyulitkan. Kapal ini memang baru didatangkan dari Jepang tiga bulan lalu.
Tempat wudhu di KMP Raja Rakata

Petunjuk ke tempat wudhu

Lantai kayu diantara tempat wudhu dan ruang shalat

Ruang shalat, ukurannya dua kali dari yang terlihat di foto ini

Salah satu wastafel di toilet
 Di dek yang terbuka, sedang dibuat bangku-bangku kayu dan beratap kanopi. Kecepatan kapal baru ini juga cukup meyakinkan, tidak sampai jam dua jam, kapal sudah sampai di Pelabuhan Bakauheni. Saat sampai Pelabuhan Bakauheni dan akan masuk ke bis, seorang penumpang lain menceritakan bahwa ruang penumpang regulernya pun berAC, tidak seperti kapal-kapal biasanya.

Tempat duduk di dek terbuka beratap kanopi yang masih dalam pembuatan
Akhirnyaaa sampai Lampung - Menara Siger  dari KMP Raja Rakata


 Secara keseluruhan, kapal ini sangat nyaman sebagai angkutan mudik ^_^. Mungkin ini pengaruh usia kapal yang baru beroperasi beberapa hari saat itu. Semoga, tetap terjaga kenyamanannya hingga nanti.
Share on:

Hari terakhir Ramadhan kemarin, karena ada tetangga yang minta gurame, akhirnya ngubek-ngubek kolam belakang rumah. Sebenarnya guramenya belum terlalu besar-besar, walhasil harus berbasah dan berkotor ria untuk mencari gurame yang paling besar di kolam. Setelah dapat 3 kandidat, yang dua ekor dikirim ke tetangga, yang satu ekor, dibersihkan kemudian disimpan di kulkas, cadangan kalau-kalau sudah bosan makan rendang.

Sore ini tiba-tiba terpikir buat mengolah ikan tersebut. Kalau sekedar digoreng biasa sudah bosan, akhirnya pengen buat gurame asam manis. Berikut adalah bahan dan bumbunya

Ikan :
Gurame, fillet tipis dagingnya, jangan buang kepala dan duri bagian badan, lumuri perasan jeruk nipis
tepung bumbu (bisa dibuat sendiri juga, dengan terigu, tepung maizena, garam dan merica  bubuk)

Goreng ikan fillet yang dilumuri tepung, juga lumuri bagian kepala dan badan ikan dengan tepung dan goreng

Saus asam manis :
  • 2 siung bawang putih, memarkan
  • 1 buah bawang bombay, potong tipis bulat
  • 1 batang daun bawang, potong tipis serong
  • 1 buah cabai merah, potong tipis serong (bisa ditiadakan kalau tidak suka)
  • 2 cm jahe
  • 1 buah timun, buang bijinya, iris bentuk korek api
  • 1 buah wortel, iris bentuk korek api
  • 5 sendok makan saus tomat
  • 2 sendok teh tepung maizena
  • 150 cc air
  • 1 sendok teh garam
  • 1 sendok teh gula pasir
  • 1/2 sendok teh merica bubuk
  • 1/2 sendok teh cuka (bisa ditiadakan kalau saus sudah cukup asam)
  • 2 sendok makan minyak
  1. Tumis bawang putih dan bawang bombay sampai menguning
  2. Tambahkan bahan saus yang lain. Masukkan tepung maizena pada saat sudah akan diangkat, campur dulu tepung maizena dengan sedikit air.
  3. Siramkan saus ke atas ikan yang sudah digoreng dan disusun bersama kepala dan badan ikan


Share on:
Sebenarnya postingan ini sudah diniatkan sejak lama, tapi baru punya kesempatan didepan laptop dengan waktu agak luang sekarang. Paspornya sudah jadi sejak awal Agustus. Karena masa berlaku paspor sudah habis April kemarin, saya memutuskan melakukan perpanjangan paspor di Surabaya.

Berkas yang  harus saya siapkan untuk perpanjangan paspor sama dengan pembuatan paspor baru, yaitu :
  1. KTP dan fotocopynya
  2. Kartu Keluarga dan  fotocopynya
  3. Akte Kelahiran/Ijazah dan fotocopynya
  4. Paspor lama dan fotocopynya (untuk yang perpanjangan)
  5. Surat rekomendasi/ijin atasan dan fotocopynya untuk yang bekerja
  6. Bukti pendaftaran online
Setelah paket kiriman kartu KK dan surat ijin atasan sampai, baru kemudian berkas saya masukkan ke kantor imigrasi. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya sebenarnya ada di Sidoarjo, kalau dari arah Surabaya, kanan jalan setelah jembatan layang Waru, kalau terlalu ngebut, biasanya tidak terlihat, dan harus pintar mencari celah putar balik dengan padatnya kendaraan di jalur Surabaya-Sidoarjo.

Dulu, pada saat membuat paspor tahun 2007, sistem informasi di imigrasi belum diterapkan seluruhnya, jadi petugas yang menginputkan data dan berkas kita dan kantor pusat yang akan memvalidasi inputan. Kata staf yang bertugas meng-input pada saat itu (karena mahasiswa saya, jadi kenal dan sempat tanya-tanya ^_^), sistemnya masih tidak stabil, kadang data  harus diinput berkali-kali baru bisa di validasi kantor pusat. Saat ini, sistem informasi untuk permohonan dan perpanjangan paspor sudah menggunakan sistem online, yang memang lebih cepat. Klaimnya 3 hari kerja proses selesai, itu juga menjadi salah satu alasan saya mencoba sistem online untuk perpanjangan paspor.

1. Kamis, 26 Juli 2012, pagi. Saya mendaftar secara online di laman http://www.imigrasi.go.id/ dan masuk ke page http://ipass.imigrasi.go.id:8080/xpasinet/faces/InetMenu.jsp. Sebelumnya berkas telah saya scan dengan mode grayscale dan ukuran tidak lebih dari 300Kb untuk tiap dokumen. Masuk ke sub menu Pra Permohonan Personal.
 

2. Kemudian isi form untuk informasi pemohon

3. Setelah terisi, klik lanjut dan tambahkan informasi alamat dan orang tua


4. Tahap selanjutnya upload dokumen yang telah di scan
 

5. Sebaiknya proses pendaftaran online dilakukan pada pagi hari atau pada saat koneksi internet lebih baik.  Setelah upload dokumen, kemudian pilihlah jadwal kedatangan di kantor imigrasi, masukkan kode verifikasi dan validasi permohonan paspor.

6. Cetaklah bukti permohonan paspor.

7. Datanglah pagi hari ke Kantor Imigrasi untuk menyerahkan berkas jika anda membawa kendaraan roda empat, karena parkirnya terbatas. Namun untuk motor, Anda dapat lebih santai, karena bisa parkir di depan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya, biaya parkir Rp. 2000,-.

Kantor imigrasi menyediakan customer service, anda bisa bertanya kepada petugas apa saja langkah selanjutnya yang ditempuh.
  1. Petugas mengarahkan untuk membeli map permohonan perpanjangan paspor di Koperasi dan formulir permohonan paspor baru/perpanjangan paspor, harganya Rp. 10000,-. Oh ya pastikan semua dokumen asli dibawa untuk ditujukkan dan fotocopynya, 1 rangkap. 
  2. Selesai mengisi formulir, kemudian masuklah ke ruang pelayanan, menuju ke loket 2, yang bertuliskan loket untuk aplikasi internet. Taruh saja map yang berisi formulir, dokumen dan fotocopynya. Nanti petugas akan memanggil Anda untuk verifikasi berkas, dokumen asli akan diserahkan kembali.
  3. Setelah loket 2, anda akan diminta menunggu panggilan dari loket 5 untuk mengambil antrian pembayaran. Proses dari loket 2 ke loket 5 adalah verifikasi antara informasi yang telah kita isi dengan permohonan online dengan fc berkas yang tadi kita serahkan di loket 2, prosesnya lumayan lama, sekitar 1,5 jam.
  4. Jika antrian pembayaran sudah dipegang, anda bisa menunggu panggilan untuk membayar dari loket 4, biaya yang harus disiapkan adalah Rp. 255.000,-
  5. Anda akan diberi kwitansi yang berisi informasi untuk tahapan selanjutnya antrian foto, sidik jari dan wawancara.
  6. Proses wawancara, biasanya seputar alasan kepergian keluar negeri, mau kemana, ada urusan apa dan apa saja isian yang ada di formulir. Saya tidak tahu kenapa, tapi setiap tahap wawancara yang saya lakukan selalu lama, Dulu waktu pertama membuat paspor, saya malah diajak ngobrol tentang dunia kerja dan cara mendapat beasiswa, sampai lebih dari 15 menit. Nah sekarang saat perpajangan, petugas yang mewawancara, karena tahu saya sedang kuliah S2 di ITS malah banyak bertanya tentang tesis ( haha serasa sidang pra tesis  ^_^). Saya anggap saja kampanye tentang web service. Di akhir proses wawancara, petugas mengatakan, paspor bisa diambil rabu pagi, 1 Agustus 2012.
Proses tahap 1 selesai.
Lama waktu mulai dari masuk kantor imigrasi sampai dengan wawancara selesai adalah 3 jam. Saran, sebaiknya ada teman ngobrol, bawa bacaan atau belilah koran atau majalah agar tidak bosan selama mengantri.

Adakah calo disana ?
Ada! tapi pihak imigrasi berdalih, calonya terdaftar, artinya itu memang kemudahan yang ditawarkan untuk orang-orang yang sibuk, tidak ada waktu atau malas mengantri. Proses dari menyerahkan berkas sampai membayar memang bisa diwakilkan orang lain. Namun untuk foto, sidik jari dan wawancara, pemohon harus datang sendiri. Namun yang sedikit mengesalkan calo-calo ini sering memotong antrian. Beberapa kali saya melihat sendiri, orang-orang yang tidak urut nomor antriannya. Kadang antrian lama dan banyaknya yang menyalip antrian ini menyebabkan mesin antrian harus di reset ulang.

Namun secara umum, layanannya cukup baik. Petugas juga memberikan informasi dengan cukup ramah.
Hari rabu, 1 Agustus, meski di website menyatakan permohonan saya baru tahap scan dokumen, saya tetap ke kantor imigrasi. Menyerahkan bukti membayar dan bukti antrian (yang diberikan kamis lalu) di loket pengambilan paspor. Petugas mencari paspor saya, memindai dengan alat (status berubah menjadi "ditandatangani" dan "diambil") dan menyerahkan paspor.
Proses selesai.
Benar lebih cepat, dan benar 3 hari kerja.


Semoga bermanfaat


Share on:
  • ← Previous post
  • Next Post →
  • Hi, I am Astria Hijriani. Now, i live in Enschede, Netherlands until 2018. I works as a Lecturer in Computer Science Department, Lampung University.
  • This blog capture some story from my life, my feeling, my activity and also my mind. You can contact me at astria.hijriani@gmail.com.
Founder of the website

Pageviews

Sparkline

Blog Archive

  • April 2018 ( 1 )
  • March 2018 ( 2 )
  • February 2018 ( 2 )
  • December 2017 ( 2 )
  • October 2016 ( 1 )
  • May 2016 ( 2 )
  • December 2015 ( 2 )
  • November 2015 ( 2 )
  • August 2015 ( 1 )
  • July 2015 ( 1 )
  • April 2015 ( 3 )
  • March 2015 ( 3 )
  • February 2015 ( 1 )
  • November 2014 ( 1 )
  • October 2014 ( 3 )
  • September 2014 ( 1 )
  • June 2014 ( 1 )
  • May 2014 ( 1 )
  • April 2014 ( 4 )
  • March 2014 ( 2 )
  • February 2014 ( 6 )
  • January 2014 ( 9 )
  • December 2013 ( 5 )
  • October 2013 ( 1 )
  • September 2013 ( 1 )
  • August 2013 ( 1 )
  • June 2013 ( 3 )
  • May 2013 ( 7 )
  • March 2013 ( 2 )
  • December 2012 ( 1 )
  • November 2012 ( 5 )
  • October 2012 ( 6 )
  • September 2012 ( 6 )
  • August 2012 ( 5 )
  • July 2012 ( 9 )
  • June 2012 ( 4 )
  • May 2012 ( 10 )
  • April 2012 ( 1 )
  • March 2012 ( 12 )
  • December 2011 ( 7 )
  • November 2011 ( 5 )
  • October 2011 ( 1 )
  • July 2010 ( 1 )
  • November 2009 ( 1 )
  • October 2009 ( 1 )
  • July 2008 ( 2 )
  • June 2008 ( 1 )
  • March 2008 ( 1 )
  • August 2007 ( 2 )
  • July 2007 ( 20 )

Popular Posts

  • Cara Membungkus Kado Bentuk Kemeja
    Ini postingan ringan, barangkali ada yang ingin berkreasi dalam membungkus kado atau bingkisan tertentu. Bentuk kemeja ini lumayan unik dan ...
  • Naik Apa ke Lampung dari Surabaya ?
    Selama jadi anak kost di Surabaya, sering sekali teman-teman bertanya, kalau pulang naik apa ke Lampung? Jawabannya biasanya gini, ya kalau ...
  • Berani Bongkar, Beruntung Bisa Pasang ~ Membersihkan Fan Acer 4732Z
    Liburan lalu, beberapa kali, laptop ini mati tiba-tiba, biasanya pada saat memainkan game yang membutuhkan grafis tinggi. Sempat sangat khaw...
  • Beasiswa Short Course StuNed
    Setiap bertemu dengan orang Indonesia di Enschede biasanya ditanya, -master atau PhD ? terus dijawab, ndak, saya shortcourse saja 3 bula...
  • Yang Mana Yang Berkualitas?
    Saya masih ingat sekali, pelajaran dasar yang diberikan Gem Cheong di kelas Total Quality Management. Gem menampilkan dua gambar berikut di ...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu dengan Fasilitas Askes ( I )
    Setahun lalu, melihat hasil foto rontgen panoramik gigi, dokter gigi di Surabaya sudah mengingatkan sejak awal, Mbak..sebaiknya geraham bung...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu (III)
    Sudah diniatkan ditulis sejak lama, tapi semuanya berubah ketika negara api menyerang :) eh eh nggak ding, karena mengkambinghitamkan 'm...
  • Beasiswa Pelatihan ITEC/SCAAP ke India
    Kenapa India? Mau Berangkat lagi? S3 ya, berapa tahun? Ngapain ke India? Mau ketemu Shahrukh Khan? Salam ya buat Shaheer Sheikh India...
  • Edisi Jajan dan Cari Oleh-Oleh di Palembang
    Jum'at sampai Ahad, 29 Nov-1 Des kemarin menyempatkan jalan-jalan ke Palembang. Menu utamanya wisudanya Destroyer eh Destri ding, tapi t...
  • Membayar Pajak Kendaraan di Samsat Corner Mall Kartini Lampung
    Bertahun-tahun punya motor, saya jarang menitipkan urusan bayar kendaraan ke biro jasa, kecuali pas waktu sibuk sekali. Biasanya saya bayar ...

My Tweet

Tweets by @astriahijriani

Do Not think too much, say thanks to Allah for another wonderful day

Even your worst day, that's still 24 hours only


Created By SoraTemplates | By Gooyaabi Templates - copyright 2017 - edited by @hijriani