Beberapa hari lalu, iseng browsing menu dengan bahan sagu, karena melihat di kotak ajaib, ada sagu kemasan 1/2 Kg yang belum habis. Ternyata menemukan menu ini dan artikel ini juga . Sagu atau yang dikenal dengan nama Metroxylon berasal dari batang pohon Sagu atau Rumbia. Sagu memiliki warna putih dan mengandung karbohidrat tinggi serta kadar prootein rendah. Manfaat sagu sebagai prebiotik ialah untuk menjaga keseimbangan mikroflora usus. Sagu cocok diolah sebagai mie, bubur maupun kue kering.
Sagu (pati sagu) adalah salah satu makanan pokok beberapa daerah di Indonesia timur (Papua, Maluku, Sulawesi Utara, dan sejumlah daerah di Nusa Tenggara). Konsumsi sagu sebagai makanan pokok antara lain dalam bentuk makanan tradisional, seperti papeda, kapurung, dan sagu bakar.
Saat ini, sekitar 30 persen masyarakat Maluku dan Papua masih menggunakan sagu sebagai makanan pokok dalam menu sehari-harinya, 50 persen menggunakan menu sagu dan umbi-umbian, sedangkan sisanya, terutama yang berada di daerah perkotaan, sudah beralih ke beras. Banyak jenis tanaman sagu yang dapat menghasilkan tepung sagu dan tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, di antaranya Kepulauan Maluku, Papua, Mentawai, Riau, dan Sumatera. Di Riau juga dijumpai sagu yang dikonsumsi masyarakat dalam bentuk butiran yang dikenal dengan nama sagu rendang serta dalam bentuk olahan lain seperti kue bangkit, laksa sagu, dan sagu embel.
Selain sebagai makanan pokok, sagu mempunyai prospek yang baik sebagai salah satu sumber utama pangan murah. Pengembangan produk baru dengan komponen utama sagu yang sesuai dengan selera masyarakat diharapkan dapat menjadi pangan sumber karbohidrat siap konsumsi, seperti tepung kering dan mi, sehingga dapat membantu upaya percepatan penganekaragaman pangan yang sedang kita galakkan.
Manfaat dan keunggulan bila kita mengonsumsi aneka makanan yang berasal dari sagu, baik dalam bentuk snack maupun olahan yang berasal dari mi sagu, antara lain:
- Dapat memberikan efek mengenyangkan (beneran kenyang ) tetapi tidak menyebabkan gemuk (belum uji coba yang ini hehe).
- Mencegah sembelit dan dapat mencegah risiko kanker usus.
- Tidak cepat meningkatkan kadar glukosa dalam darah (indeks glikemik rendah) sehingga dapat dikonsumsi oleh penderita diabetes melitus .
Nah, hari ini kepikiran coba buat ketupat ala sagu. Karena hari ini HARI PANGAN SEDUNIA, dan katanya menu ini menjadi salah satu contoh diversifikasi pangan plus kebetulan ada KUAH opor ayam/gulai ayam/kuah sayur hehehe sudah campur2 dan gonta-ganti isi soalnya maka jadilah semangkuk menu ini :)
Bahan (1/5 dari resep) :
100g tepung sagu
20g tepung beras
600mL santan encer
sedikit garam
Cara membuatnya :
- Campur tepung sagu, santan, dan garam, beri sedikit garam, lalu dimasak sambil diaduk hingga matang, angkat, tuang di loyang, biarkan dingin dan mengeras, lalu dipotong-potong
- Hidangkan dengan kuah sayur/opor ayam/gulai, kerupuk dan sambal (kalau ada)
Rasanya enak! Recomended untuk pengganti ketupat/lontong :)