Powered by Blogger.

Catatan Astri

I read, teach, travel, cook, learn new things, and write it

  • Home
  • My Words
  • IT 'n Science
  • Q-World
  • Oase
  • Let's Go!
    • Life at Enschede
    • Mumbai Story
    • Travelling
  • Ke Dapur
  • None Of Them

CATEGORY >

Rabu lalu, 7 Februari 2018, ada event tahunan yang dilaksanakan di ITC, yaitu MSc Research Fair. Mungkin untuk mahasiswa ITC, event ini biasa saja, memang rutin dilaksanakan setiap tahun. Tapi kalau dilihat dari manajemen perguruan tinggi, acara ini punya andil yang cukup besar untuk perjalanan menjaga sustainability penelitian di kampus, yang tidak semua perguruan tinggi bisa melakukan manajemen dengan teratur seperti ITC. Mungkin perguruan tinggi lain juga punya cara masing-masing dan mungkin lebih baik, tapi karena yang didepan saya ITC, saya cerita tentang ITC.

Jadi di MSc Research Fair, ada dua sesi. Sesi pertama adalah sesi presentasi kelompok riset di auditorium. Sesi kedua, pameran poster dan tanya jawab di tempat tentang tema penelitian dengan PJ yang tersedia di lokasi.

Sesi pameran poster dan diskusi, sayang lokasinya kurang luas
Sesi presentasi dari research group

Selain tema-tema penelitian yang menarik, secara manajemen, runtutan event ini, menurut saya, menjadi alasan kenapa kampus-kampus disini bisa secara konsisten menjaga 'hidupnya' kelompok penelitian. Dilihat dari beban mengajar, hasil obrolan ringan dengan dosen-dosen yang ada disini, hampir sama dengan di Indonesia, cukup banyak juga jam mengajarnya.

Sampai dengan tahun ini, ITC memang tidak punya bachelor degree. Jadi beban mengajar yang dimaksud adalah kelas untuk shortcourse (pelatihan singkat), diploma, postgraduate diploma, master course, refresher course, dan PhD. Yang menjadi penggerak utama untuk flow mahasiswa adalah kelas master. Kelas master ini menggunakan sistem blok dengan sebutan modul.  Satu modul adalah 3 pekan dengan exam dan assignment di tengah atau akhir modul. Sebagai contoh, berikut adalah modul yang diambil mahasiswa Geoinformatics.
1. Modul 1-3 : modul wajib, diikuti bersama seluruh mahasiswa satu tahun masuk
2. Modul 4 : Database dan Programming
3. Modul 5 : Spatial Data Quality
4. Modul 6 : Spatial Data Modelling and Processing
5. Modul 7 -8 : Acquisition of Processing and Database
6. Modul 9-10 : Geovisualization and Web Dissemination
7. Modul 11 : Research Skill
8. Modul 12-13: Advanced Topic
9. Modul 14-15: Research Proposal
10. Modul 16-23: MSc Research

Di awal perkuliahan, mahasiswa sudah diberitahu kapan tanggal wisuda untuk dua tahun ke depan, lebih tepatnya 18 bulan ke depan. Praktis, perkuliahan hanya libur untuk winter break (Christmast) dan Easter break. Mulai penerimaan 2018 ini, sistemnya sedikit berubah jadi quartal dan punya summer break, tapi saya yakin  ITC pasti sudah punya strategi untuk hal tersebut. Dan, ancaman Drop-out nya real. Nilai lulus minimal 6 setiap modul, satu kali kesempatan mengulang setiap modul. Seminar proposal tidak lulus mungkin pulang dan seterusnya. Kadang kalau memikirkan ini, saya heran sendiri, kenapa saya tetap balik ke ITC (lagi) dan menganggapnya liburan yang menyenangkan hahaha.

Ok, balik ke proses riset.
1. Di Modul 4/5, setiap mahasiswa master mendapat email untuk mulai searching tema penelitian di katalog yang tersedia. Ada daftar panjang tema dan penjelasannya serta siapa PJ riset tersebut.
2. Di Modul 6,  Februari, mahasiswa di ajak untuk mengikuti MSc Research Fair, dan bertanya langsung tentang tema yang mungkin diminati mahasiswa. Ini lingkupnya fakultas jadi semua mahasiswa seluruh departemen diundang hadir.
3. Di Bulan Maret dan April, akan ada pemaparan lagi dengan mengundang PJ riset di internal departemen dan mahasiswa bisa berdiskusi lagi tentang tema-tema yang mungkin diinginkan
4. Judul dari inisiatif mahasiswa juga diperbolehkan, setelah ada justifikasi bahwa judul tersebut layak untuk diangkat menjadi tesis (menurut cerita teman yang berkali mengajukan tema sendiri, saringannya lumayan he he). Tema baru, yang unik dengan metode menarik, jelas bukan hal yang gampang.
5. Mahasiswa nantinya akan submit judul tema yang diminati, saya lupa, dua atau tiga pilihan. Asumsinya nanti, akan ada penyesuaian, karena  jumlah mahasiswa yang dibimbing setiap dosen juga dibatasi, supaya berimbang dan semua mahasiswa mendapat perhatian.
6. Ada tiga proses presentasi tesis, seminar proposal, presentasi progres dan akhir. Yang ini mirip dengan di Indonesia sih. Mahasiswa master yang tidak bisa sampai tesis dan hanya menyelesaikan modul perkuliahan tetap ditawarkan untuk mendapatkan sertifikat, tapi hanya postgraduate diploma.

Mahasiswa berdiskusi tentang tema riset tertentu

Terlepas dari prosesnya yang dekat dengan sistem gugur, beberapa bilang menyeramkan (iya sih), beberapa hal yang jelas dari sistem manajemen disini adalah.

1. Flow in dan out mahasiswanya jelas. Kecuali anda jenius, silahkan coba belajar sistem kebut semalam, maka anda pusing sendiri. Kuliah dan struktur materinya memang banyak, buanyak banget malah, tapi sistematis. You just need to be patient, in a class, from 8.45 to 17.30 (sometime), then for sure all the practicals, lecture and assignment were really-really worth to know. Btw, Exam still nightmare in all of the way  ^_^.

Tidak ada mahasiswa abadi, tidak ada mahasiswa yang menghilang tiba-tiba, kemudian muncul dua semester kemudian dan seterusnya. Tidak ada kesulitan  menghitung mahasiswa aktif, tidak ada kesulitan mencari tahu mahasiswa ini drop-out atau cuti dan sebagainya. Kalau anda pernah mengerjakan borang akreditasi di Indonesia, maka jelas sekali point tentang statistik  standar 3 mahasiswa ini akan terisi dengan data real, tanpa manipulasi.

2. Mahasiswa mandiri. Tidak ada presensi, tidak ada point kehadiran. Assignment yang disubmit, diperiksa dengan software plagiarism check. Disini, you fight for yourself. Dosen dan teman-teman lain sangat membantu, kalau mau belajar bareng ya ayo. Sejauh ini, saya belum pernah menemukan Dosen atau teman sekelas yang menolak untuk menjawab pertanyaan 'gak mudeng' saya tentang kalkulus, coding atau statistik misalnya.

3. Urutan untuk mengajak mahasiswa mulai berfikir tentang penelitian cukup berjenjang. Mahasiswa diberi trigger tentang tema  penelitian sejak modul 4/5. Diberi penjelasan saat modul 6. Meski, saya yakin sebagai mahasiswa, bahkan sampai modul 12-13 saat harus submit pilihan pun masih bingung, ini sebenarnya mau ngapain, tapi mahasiswa benar-benar diajak 'have to think' tentang pilihannya sejak awal.

4. Tema penelitian memang update setiap tahun. Ada yang ditarik, ada yang baru yang diajukan. Pekan lalu, salah seorang dosen bahkan  bilang, beliau menarik tema, tentang membuat game untuk meneliti behaviour manusia, karena berkali-kali ditawarkan tidak ada yang berminat. Hampir semua tema penelitian, berada dalam kerangka research framework department/group riset. Mungkin tidak semua tema akan ada mahasiswa yang mengerjakan, tapi setidaknya, lima puluh persen mahasiswa akan cenderung mengerjakan sesuatu yang telah ada kerangkanya daripada sesuatu yang dimulai dari nol.  Ini yang di awal saya sebutkan, sustainability penelitian. Dalam hal ini, standar 6 dan 7 akreditasi tentang penelitian jelas selesai.

5. Dampak penelitian menjadi perhatian. Modul yang sekarang saya ikuti modul 6, adalah tentang agent based modelling. Salah satu tugasnya, adalah membuat ide tentang studi kasus agent based modelling dengan tambahan learning algorithm, bisa neural network, genetic algorithm atau celular automata. Dalam salah satu sesi practical untuk assignment tersebut, berkali-kali supervisor di kelas (dosen dan mahasiswa PhD) menanyakan, masalahnya apa? apa faktor yang bisa merubah? apa solusinya dengan metode tersebut? beneran bisa membantu?

Bahkan untuk ide tugas pun, mahasiswa diajak untuk latihan, ini ngapain ya saya ngusul ide ini. Beneran gak sih metodenya bisa bantu dll dsb. Beberapa penelitian tesis mahasiswa juga punya dampak langsung yang bisa diimplementasikan, didemokan ke khalayak  (ini point untuk kegiatan pengabdian kalau di Indonesia).  Mahasiswa PhD jelas ada option tentang target publikasi. Beberapa mahasiswa Master,  juga diikutkan dalam kegiatan publikasi, conference dll.

Untuk melakukan hal terstruktur seperti ini gak mudah, ha ha ha. Semua komponen harus bisa bersinergi, dosennya terutama, karena prepare tema, promosi tema, menjaga konsistensi isi tema sesuai dengan research framework yang disepakati, nah itu masih pe-er yang belum terselesaikan. Ya, kita... eh saya, masih harus belajar banyak.

Oh ya, cerita tentang tesis diatas based on cerita dan wawancara dari teman di sekitar. Kalau ada yang masih salah, nanti saya edit lagi. Saya kebetulan tidak ikut program master di ITC, tapi postgraduate diploma. Jadi, saya ikut perkuliahan dari modul 1 sampai 10, kemudian final assignment, semacam project, di modul 11 dan 12.

Sejauh ini, kuliahnya benar-benar menarik. Untuk ide final assignment, beberapa ide sudah ada di kepala hasil ikut MSc Research Fair, mudah-mudahan do-able (istilahnya Wan Bakx), karena waktu pengerjaan final assignment hanya 4 pekan. Semoga aja, jadi jalan buat lanjut PhD. Aamiin.

Enschede, 11 Februari 2017
Share on:

Buat orang yang lagi ikut diet keto, camilan ini must-to-try. Rasanya benar-benar seperti....cheesecake hahaha. Well, saya gak sedang diet keto disini, karena cari lemak yang halal benar-benar susah, lebih sering bisanya meminimalisir asupan karbo saja.

Sebenarnya mau nyoba buat cheesecake ini sejak pekan kemarin, tapi malesnya banget-banget. Jadi, pagi tadi, baru sempat. Oh ya resepnya dapat dari link andalan, cook pad :p. Bahannya  mudah diperoleh dan proses membuatnya dari bahan sampai adonan gak sampai 10 menit.





Bahan:
500 mL whipcream yang cair/ slag room yang cair
250 gram cream cheese/kaas room yang neutral
gula stevia/diabetasol sesuai selera
100 mL santan kental (bisa diskip)
keju parut

Cara buat
1. Mixer bahan (kecuali keju parut) sampai bahan mengental kaku
2. Taruh di wadah (yang ada tutupnya)
3. Taburi keju parut untuk topping
4. Tutup wadah, masukkan freezer kira-kira 1-2 jam 
5. Ready to eat , simpan di lemari es aja kalau mau dimakan sewaktu-waktu. Kalau disimpan di freezer terus, jadinya es krim atau es batu

Tekstur cheesecake yang baru keluar dari freezer ini seperti setengah es krim, karena pasti bagian bawahnya agak mengeras, tapi bagian atasnya masih lembut. Yang hobby mix dengan buah, bisa ditambah topping alpukat, atau strawberry, cherry. Ini penampakannya setelah keluar dari freezer.


Silahkan mencoba.


Share on:
  • ← Previous post
  • Next Post →
  • Hi, I am Astria Hijriani. Now, i live in Enschede, Netherlands until 2018. I works as a Lecturer in Computer Science Department, Lampung University.
  • This blog capture some story from my life, my feeling, my activity and also my mind. You can contact me at astria.hijriani@gmail.com.
Founder of the website

Pageviews

Sparkline

Blog Archive

  • April 2018 ( 1 )
  • March 2018 ( 2 )
  • February 2018 ( 2 )
  • December 2017 ( 2 )
  • October 2016 ( 1 )
  • May 2016 ( 2 )
  • December 2015 ( 2 )
  • November 2015 ( 2 )
  • August 2015 ( 1 )
  • July 2015 ( 1 )
  • April 2015 ( 3 )
  • March 2015 ( 3 )
  • February 2015 ( 1 )
  • November 2014 ( 1 )
  • October 2014 ( 3 )
  • September 2014 ( 1 )
  • June 2014 ( 1 )
  • May 2014 ( 1 )
  • April 2014 ( 4 )
  • March 2014 ( 2 )
  • February 2014 ( 6 )
  • January 2014 ( 9 )
  • December 2013 ( 5 )
  • October 2013 ( 1 )
  • September 2013 ( 1 )
  • August 2013 ( 1 )
  • June 2013 ( 3 )
  • May 2013 ( 7 )
  • March 2013 ( 2 )
  • December 2012 ( 1 )
  • November 2012 ( 5 )
  • October 2012 ( 6 )
  • September 2012 ( 6 )
  • August 2012 ( 5 )
  • July 2012 ( 9 )
  • June 2012 ( 4 )
  • May 2012 ( 9 )
  • April 2012 ( 1 )
  • March 2012 ( 12 )
  • December 2011 ( 7 )
  • November 2011 ( 5 )
  • October 2011 ( 1 )
  • July 2010 ( 1 )
  • November 2009 ( 1 )
  • October 2009 ( 1 )
  • July 2008 ( 2 )
  • June 2008 ( 1 )
  • March 2008 ( 1 )
  • August 2007 ( 2 )
  • July 2007 ( 20 )

Popular Posts

  • Cara Membungkus Kado Bentuk Kemeja
    Ini postingan ringan, barangkali ada yang ingin berkreasi dalam membungkus kado atau bingkisan tertentu. Bentuk kemeja ini lumayan unik dan ...
  • Naik Apa ke Lampung dari Surabaya ?
    Selama jadi anak kost di Surabaya, sering sekali teman-teman bertanya, kalau pulang naik apa ke Lampung? Jawabannya biasanya gini, ya kalau ...
  • Berani Bongkar, Beruntung Bisa Pasang ~ Membersihkan Fan Acer 4732Z
    Liburan lalu, beberapa kali, laptop ini mati tiba-tiba, biasanya pada saat memainkan game yang membutuhkan grafis tinggi. Sempat sangat khaw...
  • Beasiswa Short Course StuNed
    Setiap bertemu dengan orang Indonesia di Enschede biasanya ditanya, -master atau PhD ? terus dijawab, ndak, saya shortcourse saja 3 bula...
  • Yang Mana Yang Berkualitas?
    Saya masih ingat sekali, pelajaran dasar yang diberikan Gem Cheong di kelas Total Quality Management. Gem menampilkan dua gambar berikut di ...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu dengan Fasilitas Askes ( I )
    Setahun lalu, melihat hasil foto rontgen panoramik gigi, dokter gigi di Surabaya sudah mengingatkan sejak awal, Mbak..sebaiknya geraham bung...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu (III)
    Sudah diniatkan ditulis sejak lama, tapi semuanya berubah ketika negara api menyerang :) eh eh nggak ding, karena mengkambinghitamkan 'm...
  • Beasiswa Pelatihan ITEC/SCAAP ke India
    Kenapa India? Mau Berangkat lagi? S3 ya, berapa tahun? Ngapain ke India? Mau ketemu Shahrukh Khan? Salam ya buat Shaheer Sheikh India...
  • Edisi Jajan dan Cari Oleh-Oleh di Palembang
    Jum'at sampai Ahad, 29 Nov-1 Des kemarin menyempatkan jalan-jalan ke Palembang. Menu utamanya wisudanya Destroyer eh Destri ding, tapi t...
  • Mampir ke Monas
    Ini salah satu mimpi waktu masih kecil, melihat Jakarta dari puncak Monas ^_^.  Dulu, pernah berkunjung ke tempat ini, waktu masih SD ras...

My Tweet

Tweets by @astriahijriani

Do Not think too much, say thanks to Allah for another wonderful day

Even your worst day, that's still 24 hours only


Created By SoraTemplates | By Gooyaabi Templates - copyright 2017 - edited by @hijriani