Powered by Blogger.

Catatan Astri

I read, teach, travel, cook, learn new things, and write it

  • Home
  • My Words
  • IT 'n Science
  • Q-World
  • Oase
  • Let's Go!
    • Life at Enschede
    • Mumbai Story
    • Travelling
  • Ke Dapur
  • None Of Them

CATEGORY >

When i was in primary school..
My father made few glasses of milk tea  everyday
Yeah.. that would save the spending of the milk for the whole month
I never like that, usually refused to drink the 'non original' milk
My parents forced me to drink that to solve my weight problem
I got kind of nutrient deficiency that time (haha you can smile)


When i was in Fremantle Education Centre
I made two cups of milk tea everyday, sometime three
Well, because, for me, the taste was not good if i only  tea or  only milk
And also.. too cold without drank something in 4-10 degrees
Even i love plain water to drink, but not in winter time..

This morning, I wrote this blog, with a cup of milk tea in my hand
It's funny, sometime we miss something that we didn't like

Have a nice day , mate ^_^
Share on:
I do not have a lot of experience with a thing called telephone
Yeah, i knew telephone since..  since i knew how to call something around us.

But my house was categorized as far far away village, we did not have telephone network until i was in university. Even electricity, as long as i remember we got that when i was in senior high school.

But yes, we use mail system that time, a lot. I remember the post office, and the Postman with bicycle and then he changed the bicycle with orange's motorcycle.

And suddenly, in my third year in college, a lot of people have cellphone. Yeah, i asked cellular phone to my parents too. Now, when i thought the reason, hmm that's a little bit silly because that time my reason was, "so we can communicate better". Ha ha, but my parents did not have cellphone also, no phone wire's to my house, what we called as communication if only one people who have the tools?


Yeah, i got it anyway, second hand Nokia 5110. I bought the simcard with three hundred thousand rupiah. My number was 08157918362, i guess hehe i lost the number because i forgot to top up the number when i was in aussie. Then i bought new number, use it until now. I had use nokia until it was broken, nothing showed on the screen.





The second cellphone was Sony Ericson T230, i bought that with my own salary, after i graduated for bachelor degree and worked as a lecturer in Darmajaya. I like that one, mostly because i bought the cellphone with my own money hehe

I used SE T230 until i could not use it anymore hehe yup because i dropped it, threw it, hmm and i could not read or send sms anymore, too hard to use the keypad.



 My third cellphone was .. ah i forgot the brand, but that was one of the first Indonesian made cellphone (they claimed like that), the first of my touch screen cellphone.. and i lost the cellphone in Jakarta, i dropped it, i guess heheh



I still need cellphone, so i bought Nokia again from Ana, a common one, we called that "hape sejuta umat". The casing was red and i had used Nokia 2600classic until i made the decision to go to Surabaya, for master degree





I wanted smartphone, and after many months with difficult choices i got Nokia C6. And Thanks God, it still work until now ^_^  Well, the memory had a little bit trouble, but its okey, as long as, i could still send sms, receive call, sometime calling, browsing, read the pdf, check in hehehe






Ah, i have an IMO cellphone too. I got it from android training, as a doorprize. But its not android, just simple cellphone. It is very usefull actually, because i put the XL number in that phone, and that is the cheapest way to contact my family. All of them use XL. Yeah, i lost it in Jogja, but they found the cellphone after that, and now.. i'm still waiting the delivery, manual delivery.. i hope it will arrive soon..

 Actually, i'm still have another cellphone, very rarely using that, the flexi one hehe Only if mbak mila send me sms and said, how about flexi, on or off ?

Rich girl ha? i have three cellphone, but the last one, it only cost one hundred rupiah, and i did not pay for that hehehe i force someone to give it to me hehehe but thank you anyway, the flexy cellphone also helped me

I still love my C6, maybe until i can't use it anymore ^_^
Share on:

This is the fourth book that i read, from Tere Liye
I like all of them, Hafalan Shalat delisa, Daun yang Jatuh tak Pernah Membenci Angin dan Bidadari Surga
Each story is simple, but real, touching..
I cried everytime i read Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

And this one, Rembulan Tenggelam di Wajahmu
had also answer my questions..
interpret every loss, episode..
as fascinating scenario from Allah..

Rumah Keputih, 14 Desember 2011. 23.00
Share on:

Dia : Jika kau menemukan nisan itu untuk apa?
Aku: ....
Akupun tidak tahu, untuk apa
Dia : Apa yang akan kau lakukan disana?
Aku: aku... akan menangis
Aku berucap lirih
Dia : Apa bedanya dengan sekarang, Bukankah kau masih menangis sampai hari ini? adakah perbedaannya menangis disini dan disana?
Aku melihat jauh kedalam matanya, tak percaya dengan pertanyaannya
Aku : aku..ingin mengatakan padanya, bahwa aku sangat peduli padanya, dalam hari-hari terakhirnya,aku sama sekali tidak peduli padanya, aku tidak memikirkannya, padahal dia alasan terbesar dalam hidupku.. aku ingin dia tahu, aku ingin disampingnya  sampai saat-saat terakhirnya
Dia : itukah sebabnya, kau menghukum dirimu sendiri, kau mencoba menghapus memori terakhir hidupmu pada akhir hidupnya ? Membuang semua yang berwujud dan dihasilkan pada saat itu ?
Aku : iya....
Dia : Berhasilkah kau mengurangi rasa bersalahmu?
Aku : (menggigit bibir kelu)..tidak.. untuk kenanganku, aku bisa menyingkirkan semua yang berwujud yang mengingatkan aku pada masa itu, tapi..aku tidak bisa  membuang ingatanku sendiri..
Dia : ...sebaiknya, bukan yang mati yang kau khawatirkan, tapi yang masih hidup yang kau pedulikan...

Indeed, Aku tak menyangkal semua kalimatnya benar. Melihat keruh diwajahnya, aku tahu dia kesal karena banyak  sikap dan keputusanku yang mengganggunya dan mungkin merugikan hidupnya...aku hanya bisa memohon pengertiannya..lagi..

14 Desember 2011
Dialog ini hanya angan
mungkin hanya akan jadi mimpi
atau percakapan yang tak selesai
atau seperti biasanya berujung dengan tangis..

dan bisikku tetap sama hingga kini
untuk laki-laki tempatku menaruh seluruh percaya
maaf...



Share on:

Sebenarnya ini uji coba yang kebetulan, karena yang non matic gak ada, terpaksa pakai yang matic, padahal.. ASLI.. belum pernah pakai motor matic sebelumnya, ya nyoba sepuluh meter pernah sih, tapi gak pernah nyoba yang bener-bener on the road. Karena pilihannya cuma dua, Mio atau Honda jadi milih Honda, karena katanya yang pernah pakai Mio agak boros bahan bakar.

Pertama kali ditawarin sempat bingung, karena terdengar di telinga adalah honda spesi..hah.. apa mas? honda spesi?..gak kepikir motor apa itu, maklum sudah agak lama gak peduli permotoran haha sebelumnya juga kagak. Tapi ya karena pilihannya merk, jadi setia dengan yang lama dipakai.

Ini yang nulis belum pernah lihat iklannya lho, jadi beneran gak punya bayangan sebelumnya motor ini kayak apa hehe Ok, kesan-kesannya
  1. Ditanya, helmnya satu atau dua? kujawab dua, nah si mas membuka bagasi dan menunjukkan helm kedua, ini helmnya satunya mbak.. WOW. bagasinya muat satu helm plus mantel bener-bener SPACY hehehe
  2. Serah terima, terus ngelirik motor, hmmm gede juga..kayak lihat vario nya Ana, tapi lebih besar, sepertinya pengaruh bagasi. trus bingung, gimana ngidupinnya ya hehe kudorong dulu, masukin garasi
  3. Starter pertama, hmmm lancar.. tapi di uji coba starter yang keempat baru sadar, rem tangan mesti ditekan kalau mau starter, karena cuma kupencet aja ndak mau hidup mesinnya. Jadi yang tiga starter sebelumnya mau hidup karena gak sengaja tanganku menekan rem pas ngidupin motor hehe
  4. Kaki kanan, Ok, kaki kiri hihihi agak janggal nih karena kebiasaan mindah gigi mas mau jalan
  5. Hmmm agak was-was lihat indikator bahan bakar, udah dekat banget empty, tapi ternyata masih cukup jalan sekitar 2 kilo tuh belakangan baru tahu motor ini di klaim 1:41 hmm kalau bener ya irit pastinya untuk kelas matic
  6. Whaa jalannya banyak polisi tidur..BAHAYA..motornya ceper banget, karena itu pas polisi tidur mesti hati-hati..
  7. Ketemu jalan mulus.. WOW KEREN.. ok banget, suaranya alus (haha ya iyalah)..asli enteng.. astri biasa ngebut pake karisma yang suaranya juga masih alus, tapi yang ini OKE.. dengan catatan jalannya mulus ya ^_^
  8. Isi bensin, haha sempat nyari2 hmm tankinya dimana ya, cek bagasi, nyari juga dimana buka bagasi ya hehehe diisi 15 ribu full, Pas browsing baru tahu, kalau kapasitasnya 5 liter, jadi pas posisi bensin dekat empty tadi masih 1 literan lebih
  9. Buat mboncengin..hmm kalau yg dibonceng pake rok agak susah kayaknya, soale body motor yang gede, terpaksa si mbak ngebonceng kayak cowok. dan lagi body motor yang ceper tadi buat, tambah beban kalau ketemu polisi tidur atau jalan yang gak rata, suara rangka bawah kejeduk gitu, terasa sekali, pas sendirian juga mesti hati-hati.. motor ini ternyata paling pendek dibanding matic lain
  10. Pas jalan sempat nyari, mana matiin lampu jalannya ya, soalnya suka gak enak kalau pas papasan sama bapak-bapak yang lagi duduk-duduk di pinggiran jalan gang dekat kost gitu, ternyata oh ternyata memang otomatis hidup dan mati kalau mesin mati hihi
  11. Suka ketuker antara tombol rating dan klakson, kan  biasanya klakson dibawah, rating diatas, nah ini kebalikan, secara jarang banget astri pencet klakson, jadinya perjalanan semalem seringnya klakson pas mau belok hahaha padahal maksudnya mau ngasih rating
  12. Sampai rumah, Alhamdulillah selamat perjalanan hari ini pake matic..
Thanks to Mbak Yul, dah menemani uji coba honda spacy  
(spacy ya mbak..bukan spicy hehe )
Share on:
Iya beneran
Sama cowok di foto ini ^_^

Suatu hari di tahun 2007, Oktober kayaknya..
Dia  : Hmm foto ini bisa digedein nggak ya ?
Menyodorkan foto ukuran 3x4, lengkap dengan negatif filmnya
Aku : Oh bisa aja.. dibuat seberapa?
Dia  : 10 R , ntar dibingkai
Aku : Ooo bisa-bisa
Dia  : Sekalian sama yang ini ya?
Menyodorkan foto pacarnya..degh..aduh patah hati deh gue..
sampai sekarang foto mereka berdua di dompetku, belum ku scan atau cetak sama sekali

November 2007, telpon
Dia  : sehat kan?
Aku : iya, sehat
Dia  : masih sibuk
Aku : he eh, banyak banget kerjaannya, kapan berangkat?
Dia  : Awal Desember...tanggal 7
Aku : iya deh.. ntar kesana
Masih ada waktu kayaknya, kerjaan ini bener-bener buat orang susah bernafas

6 Desember 2007, 16.00, telpon
Dia  : lagi ngapain? masih sibuk?
Aku : lagi rapat, kok rame
Dia  : iya udah banyak orang dateng
Aku : udah ya, ini lagi ada yang diurus, ntar pasti nyampe sana deh, mungkin agak malem
Dia  : jangan malem-malem..
Aku cuma bisa mengiyakan, janjiku untuk pulang kerja maksimal jam 6 sore pun sering kulanggar sejak tahun 2005

6 Desember 2007, 19.00
Sudah sampai di rumahnya, ramai
Tante : wah..nyampai juga to, kirain ketemunya di Bandar Lampung
Dia  cuma melihatku sekilas, karena ada tamu datang, trus pergi ke ruang tamu
Aku cuma nyengir dengan komentar tante, trus bersih-bersih, makan..
Kok ngantuk ya, beberapa hari ini pekerjaan mengalahkan beratnya nyangkul sawah sepetak
Halah..kayak pernah nyangkul saja, sawah aja ndak punya hehehe
Lamat-lamat, aku dengar kalimatnya saat ngobrol dengan tamu yang datang
Dia : aku nggak nyari mati kesana, tapi kalau memang benar ya Alhamdulillah..
Aku terus tidur sepertinya, terbangun karena ada telpon, terus tidur lagi

6 Desember 2007, 22.00
Dia  : Siapa yang telpon tadi
Aku : Ibunya Citra
Dia  : kenapa ?
Aku : nanya kalau nyampe Indonesia jam berapa
Dia  : memang udah pulang dari australi?
Aku : katanya sih berangkat hari ini dari aussienya. tamunya udah pulang semua?
Dia : udah..
Melihatnya menggantung baju, dan mengatur nafas, trus berbaring di sebelahku
Aku : Capek  ?
Dia  : lumayan..
Terus..sama-sama tidur

7 Desember 2007, 07.00
Aku melihatnya, sibuk di mejanya, seperti yang biasa dilakukan sebelum bepergian kemana-mana, mengecek segala sesuatu, administrasi dan lain-lain
Aku  : berapa yang mesti dibayar buat semester Dani, cuma spp aja?
Sambil sedang berpikir, berapa gaji yang mesti kusaving kalau waktunya tiba
Dia  : iya..
Setelah itu aku bergabung dengan yang lain, menunggu di depan rumah.Aku sempat mencium tangannya sebelum masuk mobil. Setelah itu semua siap berangkat, aku tidak berbicara dengannya lagi, bahkan sampai di masjid kecamatan, tempat pelepasan ibadah haji, perjalanan ke Sukadana pun tidak semobil, sampai di Sukadana, rombongannya sudah sampai terlebih dahulu, sempat berpapasan sebelum dia shalat jum'at di Masjid dekat gedung di ibukota kabupaten Lamtim. Selesai shalat jum'at dia langsung bergabung dengan jama'ah haji lain, pengantar semua menunggu di luar. Kemudian selesai acara, mereka langsung masuk bis yang akan berangkat ke asrama haji Bandar Lampung. Aku melihatnya sekilas saat berjalan menuju bis, dan di kaca jendela bis, sambil berdiri dibawah tiang lampu taman gedung. Saat itu ribuan orang tumpah, sesak dan padat.

7 Desember 2007, 19.00, sms
Aku : udah nyampe asrama haji?
Dia  : udah, jam 5 tadi, udah nyampe Bandar Lampung?
Aku : udah, sore juga

8 Desember, sms
Aku : udah nyampe jakarta pah?
Dia  : udah di asrama haji

10 Desember, sms
Aku : udah berangkat ?
Dia : ini lagi nunggu di bandara, nanti malem berangkatnya
Dia  : isi in pulsa ya
Aku  : ya, ntar ku transfer pulsa

12 Desember, sms
Aku : wah, nyampe smsnya, lagi ngapain
Dia  : lagi ngerokin
Aku : jauh-jauh kok cuma mau kerok-an
Dia  : mahal gak smsnya?
Aku : ndak ah, cuma 500 an kayaknya
Dia  : ini lagi bingung cara ngisi pulsanya, tapi masih bisa balas sms, kirimpulsa lagi ya
Aku cuma senyum, untuknya telpon memang membingungkan, perlu waktu memaksanya membeli hape dan belajar caranya sms dan menelpon.

13 Desember, 22.00  sms dan telpon
Aku : Lagi ngapain, sehat?
Dia  : sehat, hari ini habis jalan-jalan, lagi ngapain?
Aku : lagi bingung soal kerjaan
Dia  : bingung kenapa?
Aku kemudian menelpon, sempat ngobrol dan cerita soal kerjaan, kemudian terputus. Aku cek pulsa, pulsaku masih, Agghh bodohnya aku..international roaming, pasti pulsanya habis. Mau keluar buat beli pulsa juga kemana, udah lewat jam 10 malem.
Jam dua malem kayaknya, agak lupa karena baca smsnya sambil tidur, ada sms dr nomor tidak dikenal masuk

xxx : Kalau mau nelpon pake nomor ini aja ya smsnya, tadi beli nomor baru. Soal kerjaan, yang penting sesuatu yang baik dan tidak memberatkan.Tadi keputus, habis pulsanya.
Aku : iya, international roaming, pulsaku harga normal, tapi yang terima bayar juga. Soal kerjaan gak usah khawatir, yang penting sehat aja disana

Terus tidur, terus terang karena hari itu physically dan emotionally amat sangat melelahkan.
That was..our last conversation..

14 Desember 2007, 20.00, at Kevin's house
Tante telpon, aku memaksanya bicara, karena merasa hari itu seluruh hariku ganjil, ada yang hilang,aneh,  tapi aku gak tahu apa..

Tante : Jangan kaget ya, beneran ini gak papa, tadi dapet telpon dari Dokter Aris, dikabarkan bahwa Pak Ali  meninggal hari ini di Mekkah jam empat tadi..

Ada jeda saat aku kemudian mengucapkan terimakasih atas informasinya dan meyakinkan aku tidak apa-apa, dan terdiam sebentar. Aku berkata datar, pada orang pertama yang bertemu pandang denganku (dia agak kesal karena sejak beberapa hari terakhir pekerjaanku gak beres)..
" ternyata benar, barusan tante telpon, papah meninggal.."

Tangisku pecah 2 menit kemudian..

Terjawab sudah rasa aneh seharian, kakakku menelpon sekitar jam 2 sore dan bingung kenapa Papah tidak membalas sms. Aku baru sadar, aku satu-satunya orang yang tahu nomer telpon barunya, bahkan dikemudian hari, aku baru tahu juga, ibuku juga tidak tahu nomor telpon barunya. Mamah memang belum pernah pakai telpon sampai saat itu, semua sms dan telpon kami selalu Papah yang jawab.

Hari itu, meski ibuku melarang, Papah keukeuh ingin shalat Jum'at di Masjidil Haram.
Rakaat kedua shalat Jum'at, ia jatuh (serangan jantung ketiga yang fatal dialami, dua kali sebelumnya dirawat di rumah sakit ). Kemudian badannya ditandu asykar keluar dari barisan jama'ah. Sejak itu, katanya, dia tidak sadar. Sempat dirawat di ICU rumah sakit setempat, sampai sekitar jam 16.00 dinyatakan meninggal. Mamah baru melihat jenazahnya, keesokan harinya, sempat mencari ke beberapa rumah sakit, karena tidak tahu Papah dirawat di rumah sakit mana. Dishalatkan bersama jenazah lain ba'da shalat maghrib di Masjidil Haram. Dimakamkan 15 Desember, ba'da Isya, di Ma'la (kalau tidak salah ingat, itu yang tertulis di surat kematian).
Dia selalu bilang, tidak akan merepotkan keluarganya jika meninggal, dua do'anya terjawab, meninggal di Mekkah dan pemakamannya diurus Pemerintah Saudi..

Kangen banget bisa ngobrol lagi..
Aku dan Dia sama-sama pendiam. Kalau ketemupun tidak terlalu banyak bercakap, tapi aku selalu merasa cukup 'berbicara' dengannya meski cuma bertemu dengannya. Dengannya, aku tidak pernah ragu untuk bisa bicara, dengan caraku tentunya. Aku bisa bilang berapapun kecilnya IPKku atau nilai ulangan fisika, tanpa takut dicemooh. Dia memang tak pernah mengumbar pujian, tapi dia tak pernah menjatuhkanku, sama sekali.

Hari ini empat tahun lalu, aku melihatnya terakhir kali..
Separuh jiwaku pergi...
Terus separuhnya lagi..
Kemudian seperempatnya lagi ..
Lho habis dong.. ^_^
Ha ha..cinta tidak bisa dihitung dengan matematika
Ada banyak hal, yang aku rasa, selama hidupnya, aku belum cukup membuatnya bangga, atau membahagiakannya. Permintaan sederhana untuk mencetak fotonya saja aku gak bisa. Foto itu, foto yang dipakai di buku nikah mereka. Oktober lalu, berpapasan dengan bus jama'ah haji Surabaya di perempatan Nginden, refleks, air mataku mengalir tanpa sebab..untung malem-malem.. 

Kehilangan, hanya akan disadari, saat memang ketiadaan itu kita temui... Bukan, bukan tidak ikhlas dengan ketentuanNya, tapi moment itu jadi awal perubahan caraku hidup dan memandang hidup. Bahkan disusul dengan 'kehilangan-kehilangan' lain pada tahun-tahun berikutnya.. Aku yakin, Allah punya rencana baik untuk semua yang terjadi, meski 'sejatuh' apapun rasanya tahun-tahun lalu, dan tahun-tahun mendatang.. hanya saja aku belum memahami sepenuhnya.. dan perlu terus belajar untuk memahamiNya..
Sampai hari ini, aku merasa jiwaku belum genap lagi.. someday.. InsyaAllah, jika Allah mengijinkan..

Kangen tingkat dewa..
Miss you so much..


Rumah Keputih, 7 Desember 2011
***Ditulis, karena takut, suatu hari aku amnesia hehehe dulu sms terakhirnya masih kusimpan terus, tapi ternyata hapeku hilang di Jakarta, dialog-dialog kami adalah harta karun buatku, jadi jika memoriku gak bagus suatu hari, ada dokumentasinya****

(Note :  semua percakapan dilakukan dalam bahasa jawa (jawa ya bukan java :p ). 
tak terhitung terimakasih untuk semua sahabat dan keluarga dekat yang menemani dan mendengarkan bahkan mendiamkan sikap tidak biasaku, memarahiku kalau aku sudah mulai gila hehe. 
Tanpa kalian, aku tidak akan pernah bisa melaluinya.. kemarin, kini dan nanti  






Share on:
Hari dengan pedenya memilih rak kecil susun tiga dari Sakinah, warnanya merah muda, yup pink.. dengan keyakinan oh ya di kamar kost ada rak berbentuk laci berwarna pink juga, biar senada gitu ceritanya.. hmmm sampai rumah o la la ternyata raknya berwarna BIRU :p 

Ya semakin warna warni nuansa kamarnya ha ha ha ini baru satu hal kecil sih, bertahun-tahun, astri selalu kesulitan mengingat warna, bahkan kalau itu sesuatu yang sering dilihat. Dulu waktu kuliah di Jogja, pernah disuruh membeli bantal kursi untuk sofa ruang tamu... dan dengan percaya diri, tanpa tanya (dulu belum ada sms seperti sekarang, dan seingatku di kecamatan tempat tinggalku waktu itu belum ada telpon :p ) , astri memilih bantal kursi kotak-kotak warna hijau hehehe asli pas beli kayaknya warnanya sofa dirumah itu hijau
Trus dikirimlah satu set bantal kursi ke Lampung Timur sana
Ternyata oh ternyata
Sofa dirumahku warnanya merah tua ...
Yang warna hijau itu, sofa dirumah nenek, yang pas liburan memang ngebersihin sofa hijau itu dengan penuh cinta wkwkwk... sampai dibela-belain mengelus seluruh bagiannya..

Entahlah, memang sepertinya mengingat warna agak menyulitkan buat astri. Dulu ada temen sekamar waktu S1, yang begitu ingat dengan detil warna, namanya Mia, bahkan di masih ingat waktu pertama ketemu astri, astri pake baju warna apa haha buatku itu keren sekali...Tapi Alhamdulillah, astri lolos tes buta warna hehe dulu pernah waktu mau masuk S1 UGM.

Jadi ya, mungkin memang harus diterima, astri sering amnesia kalau soal warna ^_^. Coba lihat dua warna ini, beda jauh kan sebenarnya hehe

Share on:
  • ← Previous post
  • Next Post →
  • Hi, I am Astria Hijriani. Now, i live in Enschede, Netherlands until 2018. I works as a Lecturer in Computer Science Department, Lampung University.
  • This blog capture some story from my life, my feeling, my activity and also my mind. You can contact me at astria.hijriani@gmail.com.
Founder of the website

Pageviews

Sparkline

Blog Archive

  • April 2018 ( 1 )
  • March 2018 ( 2 )
  • February 2018 ( 2 )
  • December 2017 ( 2 )
  • October 2016 ( 1 )
  • May 2016 ( 2 )
  • December 2015 ( 2 )
  • November 2015 ( 2 )
  • August 2015 ( 1 )
  • July 2015 ( 1 )
  • April 2015 ( 3 )
  • March 2015 ( 3 )
  • February 2015 ( 1 )
  • November 2014 ( 1 )
  • October 2014 ( 3 )
  • September 2014 ( 1 )
  • June 2014 ( 1 )
  • May 2014 ( 1 )
  • April 2014 ( 4 )
  • March 2014 ( 2 )
  • February 2014 ( 6 )
  • January 2014 ( 9 )
  • December 2013 ( 5 )
  • October 2013 ( 1 )
  • September 2013 ( 1 )
  • August 2013 ( 1 )
  • June 2013 ( 3 )
  • May 2013 ( 7 )
  • March 2013 ( 2 )
  • December 2012 ( 1 )
  • November 2012 ( 5 )
  • October 2012 ( 6 )
  • September 2012 ( 6 )
  • August 2012 ( 5 )
  • July 2012 ( 9 )
  • June 2012 ( 4 )
  • May 2012 ( 10 )
  • April 2012 ( 1 )
  • March 2012 ( 12 )
  • December 2011 ( 7 )
  • November 2011 ( 5 )
  • October 2011 ( 1 )
  • July 2010 ( 1 )
  • November 2009 ( 1 )
  • October 2009 ( 1 )
  • July 2008 ( 2 )
  • June 2008 ( 1 )
  • March 2008 ( 1 )
  • August 2007 ( 2 )
  • July 2007 ( 20 )

Popular Posts

  • Cara Membungkus Kado Bentuk Kemeja
    Ini postingan ringan, barangkali ada yang ingin berkreasi dalam membungkus kado atau bingkisan tertentu. Bentuk kemeja ini lumayan unik dan ...
  • Naik Apa ke Lampung dari Surabaya ?
    Selama jadi anak kost di Surabaya, sering sekali teman-teman bertanya, kalau pulang naik apa ke Lampung? Jawabannya biasanya gini, ya kalau ...
  • Berani Bongkar, Beruntung Bisa Pasang ~ Membersihkan Fan Acer 4732Z
    Liburan lalu, beberapa kali, laptop ini mati tiba-tiba, biasanya pada saat memainkan game yang membutuhkan grafis tinggi. Sempat sangat khaw...
  • Beasiswa Short Course StuNed
    Setiap bertemu dengan orang Indonesia di Enschede biasanya ditanya, -master atau PhD ? terus dijawab, ndak, saya shortcourse saja 3 bula...
  • Yang Mana Yang Berkualitas?
    Saya masih ingat sekali, pelajaran dasar yang diberikan Gem Cheong di kelas Total Quality Management. Gem menampilkan dua gambar berikut di ...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu dengan Fasilitas Askes ( I )
    Setahun lalu, melihat hasil foto rontgen panoramik gigi, dokter gigi di Surabaya sudah mengingatkan sejak awal, Mbak..sebaiknya geraham bung...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu (III)
    Sudah diniatkan ditulis sejak lama, tapi semuanya berubah ketika negara api menyerang :) eh eh nggak ding, karena mengkambinghitamkan 'm...
  • Beasiswa Pelatihan ITEC/SCAAP ke India
    Kenapa India? Mau Berangkat lagi? S3 ya, berapa tahun? Ngapain ke India? Mau ketemu Shahrukh Khan? Salam ya buat Shaheer Sheikh India...
  • Edisi Jajan dan Cari Oleh-Oleh di Palembang
    Jum'at sampai Ahad, 29 Nov-1 Des kemarin menyempatkan jalan-jalan ke Palembang. Menu utamanya wisudanya Destroyer eh Destri ding, tapi t...
  • Membayar Pajak Kendaraan di Samsat Corner Mall Kartini Lampung
    Bertahun-tahun punya motor, saya jarang menitipkan urusan bayar kendaraan ke biro jasa, kecuali pas waktu sibuk sekali. Biasanya saya bayar ...

My Tweet

Tweets by @astriahijriani

Do Not think too much, say thanks to Allah for another wonderful day

Even your worst day, that's still 24 hours only


Created By SoraTemplates | By Gooyaabi Templates - copyright 2017 - edited by @hijriani