Powered by Blogger.

Catatan Astri

I read, teach, travel, cook, learn new things, and write it

  • Home
  • My Words
  • IT 'n Science
  • Q-World
  • Oase
  • Let's Go!
    • Life at Enschede
    • Mumbai Story
    • Travelling
  • Ke Dapur
  • None Of Them

CATEGORY >

Tidak terasa, (sebenarnya terasaaa sekali) sudah 9 pekan mencicipi tinggal di Belanda. Adaptasi terhadap cuaca dan suasana belajar cukup menyita waktu. Sebelum berangkat ke Belanda, saya sudah bertekad akan menulis setiap pengalaman disini. Tapi ternyata, meskipun hanya shortcourse, perkuliahan disini cukup mengagumkan (baca : mengagetkan). Meski telah ditempa dengan kerasnya jadi mahasiswa ITS saat S2, saya cukup merasa keteteran dengan jam belajar. Tugas kuliah sebenarnya ringan, kalau dibandingkan dengan perkuliahan ITS, mungkin cuma sepersepuluhnya. Tapi jam kuliahnya luar biasa, sejak pagi sampai menjelang maghrib. Pada modul pertama, karena masih winter, berangkat kuliah sehabis shubuh, pulang menjelang Isya ^_^. Praktis, sesampainya di hotel, waktu dimaksimalkan untuk istirahat.

Ketika postingan saya tentang jilbab di share di salah satu group fb, saya tertarik untuk menuliskan ulang pengalaman tersebut dalam postingan blog. 


Disini, saya merasakan jilbab sebagai identitas muslimah.
Kemanapun saya jalan-jalan, berpapasan dengan sesama muslim kerap mendapat sapaan assalamu'alaikum plus senyum, dari berbagai suku bangsa. Tidak jarang, bahkan saya kaget, tiba-tiba mendapat salam dari orang yang sedang bersepeda soalnya saya termasuk orang yang tidak konsen dengan lingkungan sekitar kalau jalan .

Ini kali kedua, saya keluar negeri. Meski dua-duanya untuk pelatihan singkat. Tahun 2007, saya pernah tinggal di Fremantle dan Perth, Australia untuk 3 bulan juga. Secara umum, sebenarnya suasananya tidak jauh berbeda, sebagian besar dari mereka ramah, setiap bertemu saling menyapa meskipun tidak kenal. Namun Fremantle, tempat saya tinggal dulu merupakan kota wisata, jadi penduduk setempat lebih mendominasi. Jumlah orang Indonesia disana tidak terlalu banyak, kecuali kalau pergi ke daerah Cannington atau Perth.

Jadi apa hubungannya dengan jilbab? Saya pernah ditertawakan oleh segerombolan remaja saat ke Minimarket, mereka merasa aneh dengan pakaian yang saya kenakan. Karena mereka memakai bahasa Inggris, ya tetap saja saya dengar apa yang mereka obrolkan tentang saya. Satu dua kali, saya bertemu sopir bus, yang enggan menurunkan tangga otomatis untuk naik ke bus Transperth di Bus Stop, padahal kalau yang naik penduduk lokal, mereka melayani dengan baik. Itu karena, lingkungan mereka tidak bersentuhan dengan komunitas Islam. Tapi itu beberapa tahun lalu, mungkin sekarang kondisinya sudah berubah.

Disini, Belanda dan Enschede khususnya, jelas berbeda. Dimana-mana pasti bertemu dengan orang Indonesia. Dan komunitas muslim juga lumayan banyak. Di ITC Hotel tempat kami tinggal, ada ruangan yang difungsikan sebagai musholla. Di gedung perkuliahan ITC Lantai 3, juga ada ruangan yang difungsikan sebagai masjid. Setiap jum'at juga diselenggarakan shalat jum'at di tempat tersebut.


Saya pernah bertanya kepada teman dari Malaysia, kalau shalat jum'at, masjidnya penuh nggak? dan beliau mengiyakan. Jumlah muslimahnya mungkin tidak sebanyak muslim. Itu sebabnya, saya menyatakan bahwa jilbab merupakan identitas muslimah. Bertemu dan beraktifitas seharian, menyebabkan mereka mengenali saya dan jilbab, meski hanya kenal wajah.

Ih ge-er? hmm rasanya tidak hehehe
Saya pernah jalan-jalan sendirian ke Volkspark, dan bertemu seorang Profesor dari Iran, saya tadinya tidak kenal, ternyata beliau menyapa, karena merasa sering melihat saya di ITC. Malah kemudian kami jadi saling menolong, karena sama-sama datang sendirian, kami saling meminta bantuan untuk foto hahaha.

Kali yang lain, tidak sengaja saya memakai pashmina, karena kebetulan koleksi jilbab yang sudah disetrika habis. Dan waktu saya menuju masjid untuk shalat dzuhur, seseorang menghampiri saya hanya untuk mengatakan "Hai, i saw you before, you looks so beautiful with this scarf". Asli saya bengong sejenak, kebetulan saya memakai pashmina motif tenun Lombok hari itu. Saya semakin sadar, dan bersyukur, saya mudah dikenali dengan jilbab saya. Juga..kalau sedang jalan-jalan di keramaian, saat terpisah dari rombongan, biasanya teman-teman mudah menemukan saya hahaha karena jilbab saya biasanya berwarna cerah.



Pengajian IMEA (Indonesian Moslems in Enschede Association) - Jan 2014

Termasuk juga ratusan pertanyaan dari teman-teman, kenapa kamu pakai jilbab, sejak kapan pakai jilbab, kenapa ada yang pakai cadar, siapa yang boleh lihat tanpa jilbab, berapa kali shalat, ngapain aja kalau berdo'a, berapa menit berdo'a, jam berapa saja berdo'a, kalau kepanasan boleh nggak lepas jilbab, kalau pakai jilbab boleh nggak berenang, seperti apa bajunya dalam pernikahan, boleh nggak pacaran, kenapa kamu pakai rok, boleh nggak pakai jilbab warna warni, apa yang boleh dan nggak boleh sebelum menikah, gimana caranya tahu kalau calon suami itu orang yang tepat kalau nggak pacaran (yang ini saya jawab, nanti kalau saya sudah menikah saya jawab deh :p just kidding), kenapa nggak boleh makan babi dan alkohol  dan lain-lain dst.

Yang susah adalah menjawab, kenapa kamu shalat dan dia tidak. Kenapa nggak mau alkohol, padahal dia minum. Kenapa nggak mau ikut party, padahal yang lain ikutan party. Dan, yang paling susaaaah sekali adalah..semua pertanyaan itu harus dijawab dalam bahasa Inggris, sementara vocab saya limited edition . Semoga..jawaban saya bener hehehe.

Pertanyaan-pertanyaan mereka kerap ajaib dan bikin garuk-garuk kepala, ya..buat saya tidak terfikirkan, karena sejak lahir saya muslim dan lingkungan saya muslim. Buat mereka, mungkin saya orang aneh. Pernah, satu hari karena masjid dipakai shalat jum'at, saya shalat di kelas (yang sedang sepi), seorang teman tiba-tiba masuk  dan bereaksi sangat kaget  karena mengira saya kena serangan jantung. Saat dia masuk kebetulan saya dalam posisi akan sujud.

Mereka juga sangat berhati-hati saat akan menyajikan hidangan. Seorang teman dari China sampai bertanya, kalau mau mengundang saya makan-makan, apa yang boleh dihidangkan dan yang tidak boleh. Sampai detil dia bertanya, cara memasak dan lain-lain.

Alhamdulillah ya Allah..nikmat menjadi muslim, kadang jarang disyukuri
Share on:
Postingan ini saya buat di dapur lantai 2, sambil menunggui ayam yang masuk oven. Setelah berbulan-bulan, sibuk belajar (dan jalan-jalan :p ) , ternyata amat sangat kangen nge-blog. Menu ini tidak sengaja browsingnya, karena pekan lalu bingung mau buat makanan apa buat dinner bareng temen-temen sekelas. Sampai saya lupa melacak si pemilik resep (nanti saya cari lagi sumber aslinya, maaf  buat pemilik resep yaa). Sudah dua bulan mengandalkan lauk dari bumbu instan, membuat saya jatuh hati sama menu ini. Masih pakai bumbu bubuk sih, tapi setidaknya jahe sama madunya nggak instan hehehe Setelah dicoba, suka banget sama rasanya :), yang ini bisa menyamai rasa ayam lada hitam favorit saya.

Yang ini saus madunya kurang kental dan oven-nya kurang lama, harusnya lebih coklat 

Bahan

10 buah paha ayam
100 ml air
2 sdm margarin

Bumbu

2 sdt air jeruk lemon
4 sdm madu
2 sdt bawang putih bubuk
2 cm jahe
2 sdm saus tiram
50 gram saus tomat
1 sdt cabai bubuk
1/2 sdt garam
1/4 sdt merica bubuk
1/4 sdt gula pasir

1. Campur air jeruk lemon, madu, bawang putih bubuk, jahe, saus tiram, saus tomat, cabai bubuk, garam, merica bubuk dan gula pasir
2. Tusuk-tusuk ayam dengan garpu, masukkan ayam ke bumbu perendam, baluri hingga rata, diamkan satu jam di lemari es
3. Masak ayam beserta seluruh bumbu, tambah air, margarin dan aduk rata. Masak diatas api kecil sampai bumbu meresap dan mengental
4. Panggang diatas api atau oven selama 25 menit dengan api bawah suhu 180 derajad sambil dioles dengan bumbu sampai coklat matang.
Share on:
  • ← Previous post
  • Next Post →
  • Hi, I am Astria Hijriani. Now, i live in Enschede, Netherlands until 2018. I works as a Lecturer in Computer Science Department, Lampung University.
  • This blog capture some story from my life, my feeling, my activity and also my mind. You can contact me at astria.hijriani@gmail.com.
Founder of the website

Pageviews

Sparkline

Blog Archive

  • April 2018 ( 1 )
  • March 2018 ( 2 )
  • February 2018 ( 2 )
  • December 2017 ( 2 )
  • October 2016 ( 1 )
  • May 2016 ( 2 )
  • December 2015 ( 2 )
  • November 2015 ( 2 )
  • August 2015 ( 1 )
  • July 2015 ( 1 )
  • April 2015 ( 3 )
  • March 2015 ( 3 )
  • February 2015 ( 1 )
  • November 2014 ( 1 )
  • October 2014 ( 3 )
  • September 2014 ( 1 )
  • June 2014 ( 1 )
  • May 2014 ( 1 )
  • April 2014 ( 4 )
  • March 2014 ( 2 )
  • February 2014 ( 6 )
  • January 2014 ( 9 )
  • December 2013 ( 5 )
  • October 2013 ( 1 )
  • September 2013 ( 1 )
  • August 2013 ( 1 )
  • June 2013 ( 3 )
  • May 2013 ( 7 )
  • March 2013 ( 2 )
  • December 2012 ( 1 )
  • November 2012 ( 5 )
  • October 2012 ( 6 )
  • September 2012 ( 6 )
  • August 2012 ( 5 )
  • July 2012 ( 9 )
  • June 2012 ( 4 )
  • May 2012 ( 10 )
  • April 2012 ( 1 )
  • March 2012 ( 12 )
  • December 2011 ( 7 )
  • November 2011 ( 5 )
  • October 2011 ( 1 )
  • July 2010 ( 1 )
  • November 2009 ( 1 )
  • October 2009 ( 1 )
  • July 2008 ( 2 )
  • June 2008 ( 1 )
  • March 2008 ( 1 )
  • August 2007 ( 2 )
  • July 2007 ( 20 )

Popular Posts

  • Cara Membungkus Kado Bentuk Kemeja
    Ini postingan ringan, barangkali ada yang ingin berkreasi dalam membungkus kado atau bingkisan tertentu. Bentuk kemeja ini lumayan unik dan ...
  • Naik Apa ke Lampung dari Surabaya ?
    Selama jadi anak kost di Surabaya, sering sekali teman-teman bertanya, kalau pulang naik apa ke Lampung? Jawabannya biasanya gini, ya kalau ...
  • Berani Bongkar, Beruntung Bisa Pasang ~ Membersihkan Fan Acer 4732Z
    Liburan lalu, beberapa kali, laptop ini mati tiba-tiba, biasanya pada saat memainkan game yang membutuhkan grafis tinggi. Sempat sangat khaw...
  • Beasiswa Short Course StuNed
    Setiap bertemu dengan orang Indonesia di Enschede biasanya ditanya, -master atau PhD ? terus dijawab, ndak, saya shortcourse saja 3 bula...
  • Yang Mana Yang Berkualitas?
    Saya masih ingat sekali, pelajaran dasar yang diberikan Gem Cheong di kelas Total Quality Management. Gem menampilkan dua gambar berikut di ...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu dengan Fasilitas Askes ( I )
    Setahun lalu, melihat hasil foto rontgen panoramik gigi, dokter gigi di Surabaya sudah mengingatkan sejak awal, Mbak..sebaiknya geraham bung...
  • Operasi Gigi Geraham Bungsu (III)
    Sudah diniatkan ditulis sejak lama, tapi semuanya berubah ketika negara api menyerang :) eh eh nggak ding, karena mengkambinghitamkan 'm...
  • Beasiswa Pelatihan ITEC/SCAAP ke India
    Kenapa India? Mau Berangkat lagi? S3 ya, berapa tahun? Ngapain ke India? Mau ketemu Shahrukh Khan? Salam ya buat Shaheer Sheikh India...
  • Edisi Jajan dan Cari Oleh-Oleh di Palembang
    Jum'at sampai Ahad, 29 Nov-1 Des kemarin menyempatkan jalan-jalan ke Palembang. Menu utamanya wisudanya Destroyer eh Destri ding, tapi t...
  • Membayar Pajak Kendaraan di Samsat Corner Mall Kartini Lampung
    Bertahun-tahun punya motor, saya jarang menitipkan urusan bayar kendaraan ke biro jasa, kecuali pas waktu sibuk sekali. Biasanya saya bayar ...

My Tweet

Tweets by @astriahijriani

Do Not think too much, say thanks to Allah for another wonderful day

Even your worst day, that's still 24 hours only


Created By SoraTemplates | By Gooyaabi Templates - copyright 2017 - edited by @hijriani