Di postingan yang lalu, saya sudah menceritakan langkah-langkah mengurus rujukan Askes dan administrasinya di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM). Setelah melalui pemeriksaan dokter bedah mulut dan tes darah, sampailah ke hari-H operasi. Hari Senin tersebut, saya mengajukan ijin ke kantor 1 pekan, untuk operasi dan penyembuhan. Karena bertepatan dengan libur perkuliahan maka urusan ijin ke kantor tidak terlalu bermasalah. Sebenarnya, dokter gigi saya sudah menyampaikan, operasinya termasuk kategori operasi kecil, namun untuk menenangkan diri, saya mengajak sepupu untuk menemani.
Persiapan sebelum operasi.
Pertemuan sebelumnya, dokter bedah mulut telah meminta untuk melepas kawat dan bracket pada M1 dan M2 (jika ada) pada geraham bawah. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan kain kasa tersangkut di bracket dan ujung kawat. Perawat gigi juga meminta untuk membawa hasil rontgen panoramik pada hari-H operasi. Rujukan Askes dari Puskesmas memakai rujukan sepekan sebelumnya, tanggal 19 Agustus 2013.
Operasi Gigi Bungsu (Odontektomi)
Sebelum jam 8 pagi, kami sudah sampai di RSUDAM. Saya mengurus registrasi untuk peserta Askes, membayar karcis masuk Rp.1000 dan menyerahkan registrasinya ke perawat gigi. Waktu operasi sesuai jumlah pasien, maksudnya Dokter bedah mulut akan menyelesaikan dulu proses pemeriksaan pasien-pasien yang lain. Selama menunggu panggilan, saya menyempatkan mendokumentasikan layanan poli gigi dan mulut.
Sekitar satu setengah jam kemudian, saya dipanggil. Dokter kemudian menyuntikkan anestesi dan meminta menunggu sekitar setengah jam. Selama proses menunggu, dokter juga sambil memeriksa pasien-pasien lainnya. Setengah jam kemudian, obat bius bekerja, sampai rasa kebas terasa di pipi dan lidah sebelah kiri. Perawat gigi kemudian menutup wajah saya dengan kain hijau yang berlubang di bagian mulut.
Proses selanjutnya, yang terdengar hanya peralatan dokter, penyedot ludah dan darah dan tentu saja obrolan dokter dengan si perawat ^_^. Proses yang menyulitkan pada pencabutan akar gigi. Gigi saya ternyata lumayan panjang, dan posisi gigi yang setengah tidur membuat pencabutan gigi jadi proses alot, meskipun saya dibius tetap terasa :p waktu dicabut dengan sekuat tenaga. Setelah berusaha beberapa kali, akhirnya selesai. Luka bekas operasi dijahit, dan perawat meminta saya menggigit kain kasa sampai satu jam kedepan.
Setelah operasi, saya masih sempat bertanya dengan Dokter Spesialis Bedah Mulut. Sedikit memohon, agar bisakah hanya dua gigi bungsu bawah yang dicabut. Dengan agak keberatan akhirnya beliau bilang, " khawatirnya jadi kista lho mbak, tapi..gini aja, sekarang dua yang bawah saja ya, tapi kalau ada sesuatu yang terasa dengan perubahan pertumbuhan gigi bungsu yang atas, segera kesini ya". Akhirnya..thank you dok :). Setelah itu si perawat memberikan salinan untuk resep untuk diambil di Apotik 5, apotik untuk pasien Askes. Saya masuk ruang dokter jam 9.30, obat bius bekerja 30 menit. Kurang lebih jam 10 operasi dimulai dan saat keluar dari ruang bedah mulut, saya sempat melirik hape jam 10.40.
Setelah Operasi.
Dengan membawa surat jaminan rawat jalan berisi tulisan resep, saya ke Apotik 5 di lantai 1. Menyerahkan lembarnya untuk di legalisir, dan mendapat nomor antrian pengambilan obat. Pada saat duduk menunggu panggilan, saya baru sadar, pasien yang dipanggil saat itu adalah pasien dengan nomor terakhir 3535, berarti saya harus menunggu 55 orang lagi hehehe.
Dibandingkan dengan apotik untuk pasien umum diseberangnya, apotik untuk pasien Askes ini memang cukup sibuk. Saat mendaftar nomor antrian, saya sempat memperhatikan tumpukan berkas untuk di entri ke sistem yang cukup banyak. Yang saya khawatirkan selama menunggu obat adalah jangan sampai pengaruh obat biusnya menghilang ditempat tersebut hehehe. Ketika jam 12 akhirnya nama saya dipanggil, rasanya lega sekali, karena meski masih menggigit kasa, saya mulai merasa denyut nyeri dari tempat operasi.
Dari apotik, saya mendapat obat untuk 5 hari, paracetamol dan ciprofloxacin. Jam 12.30 saya sampai kembali di rumah. Thanks buat Nana yang sudah mengantar dan menunggu dengan sabar. Next posting tentang operasi gigi bungsu, saya akan bercerita proses penyembuhan, tips mengurangi rasa sakit dan trik makan sampai luka operasi sembuh.
Persiapan sebelum operasi.
Pertemuan sebelumnya, dokter bedah mulut telah meminta untuk melepas kawat dan bracket pada M1 dan M2 (jika ada) pada geraham bawah. Hal ini untuk mengurangi kemungkinan kain kasa tersangkut di bracket dan ujung kawat. Perawat gigi juga meminta untuk membawa hasil rontgen panoramik pada hari-H operasi. Rujukan Askes dari Puskesmas memakai rujukan sepekan sebelumnya, tanggal 19 Agustus 2013.
Operasi Gigi Bungsu (Odontektomi)
Sebelum jam 8 pagi, kami sudah sampai di RSUDAM. Saya mengurus registrasi untuk peserta Askes, membayar karcis masuk Rp.1000 dan menyerahkan registrasinya ke perawat gigi. Waktu operasi sesuai jumlah pasien, maksudnya Dokter bedah mulut akan menyelesaikan dulu proses pemeriksaan pasien-pasien yang lain. Selama menunggu panggilan, saya menyempatkan mendokumentasikan layanan poli gigi dan mulut.
Jenis layanan poli gigi dan mulut RSUDAM |
Proses selanjutnya, yang terdengar hanya peralatan dokter, penyedot ludah dan darah dan tentu saja obrolan dokter dengan si perawat ^_^. Proses yang menyulitkan pada pencabutan akar gigi. Gigi saya ternyata lumayan panjang, dan posisi gigi yang setengah tidur membuat pencabutan gigi jadi proses alot, meskipun saya dibius tetap terasa :p waktu dicabut dengan sekuat tenaga. Setelah berusaha beberapa kali, akhirnya selesai. Luka bekas operasi dijahit, dan perawat meminta saya menggigit kain kasa sampai satu jam kedepan.
Setelah operasi, saya masih sempat bertanya dengan Dokter Spesialis Bedah Mulut. Sedikit memohon, agar bisakah hanya dua gigi bungsu bawah yang dicabut. Dengan agak keberatan akhirnya beliau bilang, " khawatirnya jadi kista lho mbak, tapi..gini aja, sekarang dua yang bawah saja ya, tapi kalau ada sesuatu yang terasa dengan perubahan pertumbuhan gigi bungsu yang atas, segera kesini ya". Akhirnya..thank you dok :). Setelah itu si perawat memberikan salinan untuk resep untuk diambil di Apotik 5, apotik untuk pasien Askes. Saya masuk ruang dokter jam 9.30, obat bius bekerja 30 menit. Kurang lebih jam 10 operasi dimulai dan saat keluar dari ruang bedah mulut, saya sempat melirik hape jam 10.40.
Salinan lembar ketiga resep |
Dengan membawa surat jaminan rawat jalan berisi tulisan resep, saya ke Apotik 5 di lantai 1. Menyerahkan lembarnya untuk di legalisir, dan mendapat nomor antrian pengambilan obat. Pada saat duduk menunggu panggilan, saya baru sadar, pasien yang dipanggil saat itu adalah pasien dengan nomor terakhir 3535, berarti saya harus menunggu 55 orang lagi hehehe.
Karcis antrian pengambilan obat |
Apotik 5 yang sibuk |
Dari apotik, saya mendapat obat untuk 5 hari, paracetamol dan ciprofloxacin. Jam 12.30 saya sampai kembali di rumah. Thanks buat Nana yang sudah mengantar dan menunggu dengan sabar. Next posting tentang operasi gigi bungsu, saya akan bercerita proses penyembuhan, tips mengurangi rasa sakit dan trik makan sampai luka operasi sembuh.
mb astri...
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteOpo fii :)
ReplyDeleteMba astri operasinya di abdul moeloek sama dokter siapa mba? Trus total biyanya krna brp
ReplyDeleteMba astri operasinya di abdul moeloek sama dokter siapa mba? Trus total biyanya krna brp
ReplyDeletemba Astri sangat membantu, sy juga akan operasi gigi geraham sebelah kanan menggunakan bpjs.
ReplyDeleteSaya juga mau operasi geraham bungsu bawah, agak takut sih. Sebenarnya masih kerasa sakit gak ya setelah dibius itu? Atau cuma sakit sedikit? Beneran takut hehe
ReplyDelete