Saat pertama kali mendapatkan email undangan dari Nuffic Neso, seketika terlintas di fikiran, Aha! ini alasan buat mencoba naik damri kelas royal ^_^. Sampai sekarang, saya masih setia mengkonsumsi obat anti mabuk untuk perjalanan jauh, tapi entah kenapa, " tidak suka naik mobil " bukan jadi alasan lagi untuk tidak kemana-mana hehehe. Jadi setiap kali ada kesempatan jalan-jalan, "rasa senang" jalan-jalannya sedikit meredam penyakit mabuk perjalanan saya.
Tiket Lampung-Jakarta, saya beli 3 hari sebelum keberangkatan. harga tiketnya 175 ribu untuk perjalanan ke Jakarta dan sebaliknya. Meski tidak duduk di barisan depan, saya cukup beruntung mendapat posisi kursi yang sendirian (susunan kursi 2-1). Berangkat tepat waktu dari stasiun Tanjung Karang, hmmm tempat kaki cukup luas, sandaran kursi juga cukup nyaman. Oh ya, selimutnya wangi. Karena naik bis malam, saya tidak sempat mendokumentasikan foto bis. Nah, beberapa foto berikut, mungkin bisa memberi gambaran bus tersebut.
|
Sumber : http://www.bismania.com/home/showthread.php?t=10539&page=2 |
|
Sumber : http://www.bismania.com/home/showthread.php?t=10539&page=2 |
|
|
|
|
Sumber : http://pecintdamricommunity.blogspot.com/ |
Meski bis nyaman, tapi perjalanan melewati Selat Sunda tetap saja bergantung kondisi laut. Laut lumayan berombak pada saat itu. Saya sudah meminum obat anti mabuk, tapi tetap saja goyangan kapal membuat perut lumayan bergolak. Terpaksa saya mencari makanan hangat, dan pilihan jatuh pada mie yang sangat umum ditawarkan di kapal, yaitu....
|
bukan diniatkan iklan |
Bis memasuki stasiun Gambir jam 6 lewat, menjelang 6.30 rasanya. Secara keseluruhan, dengan selisih harga 25 ribu lebih mahal dari kelas eksekutif, saya merasa cukup nyaman menggunakan bis ini. Kondisi bis bersih (mungkin karena masih baru) dan bisa istirahat, suhu AC juga tidak terlalu dingin. Meski perjalanan semalam di bis, saya masih bisa jalan-jalan seharian sesampainya di Jakarta dan balik lagi ke Bandar Lampung malamnya.
0 comments